BAB 3
GAMBARAN KAWASAN DAN BANGUNAN
CAGAR BUDAYA
3.1. Konsep dan Bentuk Arsitektur Museum Tekstil Jakarta
Gambar 3.1. Tampak Depan Maket Museum Tekstil Jakarta
Sumber: Dokumentasi
Pribadi, 2018
Pemerintah DKI Inti dari bangunan yang sekarang ditempati
Museum Tekstil dibangun pada awal abad ke-19 oleh seorang berkebangsaan
Perancis dan kemudian dijual kepada Abdul Aziz Al Mussawi Katiri Konsul Turki
di Jakarta. Pada tahun 1942 properti itu dijual kepada Dr Karel Christian Crucq
dan pada awal 1945 digunakan sebagai markas dari "Perintis Front Pemuda"
dan Angkatan Pertahanan Sipil dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan
yang baru diproklamasikan Indonesia. Untuk alasan yang terakhir ini, bangunan
ini terdaftar sebagai monumen bersejarah.
Pada tahun 1947 properti berada dibawah kepemilikan Lie Sion
Pin yang menyewakannya kepada Departemen Sosial yang menggunakannya untuk
sebuah lembaga bagi orang tua. Pada tahun 1962, properti ini diakuisisi oleh
Departemen Sosial. Awalnya digunakan sebagai kantor, kemudian dirubah menjadi
sebuah asrama karyawan pada tahun 1966. Akhirnya pada tahun 1975, secara resmi
diserahkan kepada PemJakarta Kota oleh Menteri Sosial. Gubernur Ali Sadikin
memutuskan bahwa kebutuhan untuk dilestarikan tradisi tekstil Indonesia lebih
besar dari kebutuhan kota untuk ruang penyimpanan arsip, yang bangunan ini
telah dialokasikan dan lahirlah Museum Tekstil. Kemudian pada tanggal 28 Juni
1976 diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Museum Tekstil
Sumber: Dokumentasi
Pribadi, 2018
Sumber: Data Analisa, 2018
Museum
Tekstil Jakarta adalah bangunan bergaya indische. Gaya indische adalah gaya
arsitektur yang berkembang di Hindia Belanda kolonial (sekarang Indonesia)
antara pertengahan abad ke-18 dan akhir abad ke-19. Gaya ini merupakan imitasi
gaya kekaisaran neoklasik yang populer di abad pertengahan abad ke-19. Sesuai
dengan setting tropis Indonesia, gaya tersebut dikenal di Hindia Belanda sebagai
gaya Kekaisaran Hindia.
Karakter
bangunan bergaya indische diantaranya:
- Denah simetris dengan satu lantai, terbuka, pilar
di serambi depan dan belakang (ruang makan), dan didalamnya terdapat
serambi tengah menuju ruang tidur dan kamar-kamar lainnya.
- Pilar menjulang ke atas gaya Yunani dan terdapat
gevel (mahkota) di atas serambi depan dan belakang.
- Menggunakan atap perisai.
Sumber:
Data Analisa, 2018
Bentuk Museum Tekstil Jakarta
jika diliat dari tampak atas akan terlihat simetris. Dimana pada bagian kiri
merupakan bangunan lama dan pada bagian kiri merupakan bangunan baru. Bentuk
simetris tersebut di analisa dengan menggambar blokplan area Museum Tekstil
Jakarta, lalu meletakkan sumbu atau garis bantu pada bagian tengah bangunan
lama. Dengan demikian bentuk bangunan lama Museum Tekstil Jakarta ini akan
terlihat simetris dan seimbang.
Lalu bentuk atap pada
keseluruhan area Museum Tekstil Jakarta ini menggunakan penutup atap perisai
yang merupakan gaya indische
atau arsitektur Hindia Belanda.
Arsitek Belanda melakukan
berbagai pendekatan untuk perancangan arsitektur di Hindia Belanda. Selain
unsur-unsur tropis, juga memasukkan unsur-unsur tradisional Indonesia. Beberapa
inovasi dalam desain menanggapi iklim tropis adalah:
1.
membuat beranda terbuka
di depan, belakang, atau sekeliling bangunan.
2.
overhang yang lebar untuk melindungi permukaan dinding
dan jendela dari sinar matahari langsung dan hujan.
3.
ketinggian plafon 4m dan ventilasi alamiah diatas pintu
dan jendela.
4.
taman tropis dengan pepohonan yang cukup.
3.2.. Jenis
Aktivitas dan Ruang di Museum Tekstil Jakarta
1.
2.
3.
Selain memamerkan koleksi pertekstilan, di museum ini juga
terdapat sebuah taman di halaman belakang yang diberi nama Taman Pewarna Alam.
Taman seluas 2.000 meter persegi ini berisi pohon-pohon yang dapat digunakan
sebagai bahan baku pewarna alam. Penanaman pohon-pohon itu bertujuan mendidik
masyarakat agar mengenal dan mengetahui pohon-pohon yang dapat digunakan
sebagai bahan baku pewarna alam. Keistimewaan lainnya yang terdapat di museum
ini adalah kursus membatik. Kursus ini dilaksanakan bersamaan dengan hari-hari
buka museum.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
Sumber: Data Analisa, 2018
Aktivitas yang dapat dilakukan di Museum Tekstil Jakarta
diantaranya (1) menikmati area hijau yang berada di taman bagian depan gedung
utama, dengan bentuk landscape yang tertata rapih, lalu dilanjutkan dengan
menuju ke gedung utama yang berhadapan langsung dengan taman bagian depan,
dimana didalam gedung utama ini pengunjung dapat menikmati pameran yang diadakan
oleh Museum Tekstil Jakarta atau bisa juga pleh event-event tertentu. (2)
Pengunjung bisa menuju ke gedung galeri batik. Didalam gedung ini pengunjung
bisa melihat-lihat koleksi batik khas dari berbagai Provinsi-provinsi di
Indonesia. (3) Lalu dibagian belakang Gedung Utama, terdapat taman pewarna
alam. Di taman ini terdapat aktivitas membatik dengan nuansa di area terbuka
(outdoor). (4) Di dalam gedung ini terdapat fasilitas pendukung, yang dapat
digunakan sebagai tempat untuk membaca (perpustakaan), menonton film-film
tentang membatik (mini-theater), mengadakan seminar (auditorium), serta bisa
diajak ke ruang pengenalan wastra.
(5) Di area outdoor ini, merupakan area untuk bersantai
menikmati sejuknya area taman ini yang dilengkapi oleh fasilitas internet
hotspot. (6) tempat ibadah juga disediakan di Museum Tekstil Jakarta ini,
terdapat musholla di dekat area taman internet hotspot. (7) Dan Kursus membuat
batik yang dilaksanakan di sebuah bangunan yang terletak di halaman paling
belakang Museum Tekstil. Bangunan ini bergaya rumah panggung lebar yang tak
mempunyai sekat di dalamnya. Semua bahan bangunannya terbuat dari kayu dengan
cat berwarna coklat tua. Di ruangan ini tidak terdapat pendingin ruangan (AC),
karena telah terdapat beberapa jendela yang mengelilingi ruangan untuk
mengalirkan udara segar.
3.3. Ruang-ruang di Museum Tekstil Jakarta
Museum ini secara khusus menangani pengumpulan, pengawetan
dan pameran, serta mengembangkan konsep edukatif-rekreatif dengan ditunjang
berbagai fasilitas publik seperti: gedung utama pameran sebagai ruang display,
galeri batik, taman pewarna alam, pendopo kreativitas, ruang penyimpanan dan
perawatan koleksi, perpustakaan, auditorium, toko cinderamata, mushola serta
lahan parkir yang luas.
Sumber:
Dokumentasi Pribadi, 2018
Gedung utama
atau yang sering disebut ruang display ini merupakan gedung yang terletak di
tengah Museum Tekstil Jakarta dan sekaligus juga merupakan bangunan terbesar di
museum ini. Sesuai dengan namanya, gedung ini digunakan sebagai tempat pameran
tekstil Indonesia, baik yang merupakan koleksi museum, koleksi para desainer,
maupun milik masyarakat pecinta tekstil. Koleksi pameran di gedung ini selalu
mengalami rotasi secara berkala, sehingga Anda akan menemukan nuansa yang
berbeda setiap Anda mengunjungi museum ini.
Gambar 3.8.. Interior Gedung Utama Museum
Tekstil Jakarta
Ruang Display digunakan untuk memamerkan tekstil
Indonesia, baik koleksi museum, koleksi para desainer maupun masyarakat pecinta
tekstil. Display disajikan dalam ruang terbuka, mengundang pengunjung untuk
melihat, dan mengeksplorasi koleksi secara lebih dekat, menciptakan hubungan
yang erat dengan tekstil Indonesia.
3.3.2.
Ruang Galeri Batik
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
Pengakuan batik sebagai warisan dunia oleh UNESCO merupakan
tonggak sejarah mengapa bangunan ini didirikan. Galeri ini diresmikan tepat
setahun setalah UNESCO mengakui batik, yakni pada 2 Oktober 2010. Galeri ini
dirancang untuk menampilkan sejumlah batik kuno dan batik perkembangan
(kontemporer) dari masa ke masa. Galeri batik sendiri merupakan cikal bakal
Museum Batik Nasional yang dikelola oleh Yayasan Batik Indonesia dan Museum
Tekstil Jakarta. Jangan mengaku cinta batik kalau berkunjung ke Galeri Batik
Museum Tekstil Jakarta.
Galeri Batik (Batik Gallery) menampilkan sejumlah batik kuno
dan batik perkembangan dari masa ke masa ini merupakan embrio Museum Batik
Nasional yang dikelola oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI) bekerja sama dengan
Museum Tekstil.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
Kemudian, ada juga taman dengan luas 2000 m² yang terletak
dibelakang gedung utama berfungsi untuk melestarikan dan mengenalkan kepada
pecinta tekstil tentang pohon-pohon yang dapat digunakan sebagai bahan baku
pewarna alam.
Pengetahuan tentang flora dapat Anda temukan di sini., taman
ini memberikan pengetahuan Anda mengenai berbagai tumbuhan penghasil warna
untuk kain tradisional. Sebut saja, African Tulip Tree, Caesarweed, dan lain
sebagainya. Taman ini terletak di belakang Gedung Utama dan biasanya digunakan
sebagai tempat penyelanggaran event-event outdoor Museum Tekstil Jakarta.
Sedangkan, pendopo kreativitas berada di timur
laut dari bangunan utama Museum Tekstil, dan berada di belakang dari kompleks
museum ini. Pendopo ini biasanya digunakan untuk menggelar berbagai kursus
maupun pelatihan. Pelatihan batik adalah salah satu pelatihan yang paling
diminati oleh sebagian masyarakat.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
Mereka yang telah mengikuti pelatihan batik di museum telah
mampu mengembangkan karyanya dengan lebih professional selain sebagai hobi.
Selain pelatihan batik, tersedia juga kursus pewarna alam, aplikasi payet, silk
painting, T-Shirt painting, sulam
pita dan kreasi mencipta motif kain di atas gerabah.
Ruang Penyimpanan dan Perawatan Koleksi berada di
belakang bangunan utama museum ini atau tepatnya setelah Taman Pewarna Alami.
Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan dan merawat koleksi yang dimiliki oleh
Museum Tekstil.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
Ruang perpustakaan disediakan untuk pengunjung sebagai
proses pembelajaran tekstil Indonesia, dengan koleksi buku-buku tekstil yang
cukup lengkap. Ruang perpustakaan menghadap ke Taman Pewarna Alam.
Toko Cinderamata merupakan sarana bagi pengunjung untuk
memperoleh cinderamata yang dapat dijadikan busana dan aksesorinya sesuai
kebutuhan. Letaknya di depan Pendopo Batik. Tempat ini merupakan sarana bagi
Anda untuk memperoleh cinderamata berupa kain, busana, aksesoris, peralatan
untuk membatik, dan berbagai buku-buku tentang wastra.
Sebagai lembaga konservatif-preservatif tekstil tradisional
Indonesia, Museum Tekstil Jakarta memberikan layanan untuk perbaikan kain
tradisional.
Museum Tekstil
Jakarta menyediakan titik area hotspot gratis bagi pengunjung yang datang.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018
Terletak di
sebelah perpustakan. Ruangan pengenalan wastra ini menyajikan koleksi alat
tenun dari berbagai daerah dan berbagai informasi mengenai bahan baku serta
proses pembuatan kain tradisional Indonesia. Ruang ini juga dapat memberikan
kesempatan bagi pengunjung untuk mencoba mengoperasikan alat tenun.
Taman kecil
ini memiliki beberapa jenis tanaman penghasil serat yang dapat digunakan dalam
tenun tradisional Indonesia.
Area parkir tersedia untuk pengunjung yang menggunakan
kendaraan sepeda motor, mobil, serta bus jika pngunjung datang bersama
rombongan.
Dari data dan deskripsi ruang yang telah di dapat, dibawah
ini merupakan tabel rangkuman ruang-ruang yang tersedia di Museum Tekstil
Jakarta: