Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Architecture of Gunadarma University. My Dream = Senior Architect!!! :')
Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 22 Oktober 2014

Mesjid Baiturrahman, Arsitektur Monumental






Pendahuluan
Peninggalan karya arsitektur kolonial Belanda merupakan salah satu rekaman sejarah dalam bentuk nyata yang membersitkan keberlanjutan peri kehidupan masyarakat pada masa lalu sampai kini, sekaligus sebagai bukti sejarah yang bisa dikenang oleh anak cucu tentang kandungan segi-segi historisnya. Era globalisasi saat ini, dalam laju perkembangan teknologi dan informasi yang serba canggih, cepat dan beragam, keberadaan bangunan bersejarah kolonial Belanda turut memberikan keunikan dan otentisitas tersendiri di dalam sebuah kota.

Generasi berikutnya tentu membutuhkan “ruang” dan peluang untuk bisa melihat, menyentuh dan merasakan bukti-bukti fisik sejarah serta kekayaan kultur di masa lalu. Pelestarian arsitektur kolonial di sini tentu turut memperkaya khasanah wajah lingkungan kota. Mewujudkan karya arsitektur yang proporsional, holistik, baik dan mantap sekarang maupun di era mendatang, salah satu persyaratan utamanya adalah “hubungan dengan masa lampau”. Banyak karya arsitektur bermutu belajar dari arsitektur terdahulu, yang dapat memberikan inspirasi kepada para arsitek di dalam mengembangkan kreativitasnya.

Salah satu karya arsitektur kolonial yang membentuk citra Kota Banda Aceh adalah Mesjid Raya Baiturrahman yang desain Kapten Zeni Angkatan Darat Belanda (Genie Marechausse) De Bruijn. Bangunan yang dibangun pada Oktober 1879 ini merupakan pembangkit memori sebagian besar masyarakat tentang Kota Banda Aceh. Setiap melihat gambar Mesjid Raya Baiturrahman, ingatan masyarakat tertuju kota Banda Aceh. Setiap orang datang ke Kota banda Aceh akan menyempatkan diri melihat bahkan sholat di Mesjid Baiturrahman.  Peran suatu karya arsitektur dalam membangkitkan kenangan orang banyak akan suatu tempat merupakan salah satu aspek dalam penilaian makna kultural yang dimiliki bangunan tersebut. Aspek lain adalah sejarah, estetika, dan ilmu pengetahuan.

Suatu karya arsitektur yang baik tak hanya memiliki makna kultural yang mampu membangkitkan kenangan orang banyak terhadap suatu tempat, tetapi juga mampu meninggalkan kenangan dan kesan mendalam pada orang banyak terhadap karya itu sendiri. Bila hal ini terjadi, maka karya tersebut dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.
Kata monumental berasal dari Bahasa Latin, monere yang secara harfiah berarti ’mengingatkan’. Kata ini berkembang menjadi mnemon, mnemonikos yang dalam Bahasa Inggris menjadi mnemonic, berarti ’sesuatu yang membantu untuk mengingat’. Pengertian monumental dalam arsitektur monumental tidak jauh dari pengertian di atas, yaitu sifat perancangan tertinggi yang dapat dicapai perancang agar dapat membangkitkan kenangan atau kesan yang tidak mudah terlupakan. Seorang arsitek bernama Ruskin dalam bukunya Speaking Architecturally mengatakan, sebuah karya arsitektur yang baik memiliki kesatuan, komposisi, keseimbangan asimetris, dan ritme.

Pada Mesjid Raya, pembangkit kenangan yang utama adalah jejeran kubah bawang dan pelengkung patah model Persia.  Mesjid mempunyai corak arsitektur ekletis, campuran berbagai unsur yang dianggap terbaik.  Bentuk arsitekturnya berbeda dengan bangunan di sekitarnya sejak pertama kali berdiri.  Hingga saat  ini bentuknya memang sangat kontras dengan lingkungan sekitarnya, tidak kontekstual. Hal ini terlihat jelas saat melintasi Jalan Muhammad Jam dan Jalan Diponogoro.  Berdiri pada tapak yang cukup luas. Kolam di tengahnya mengingatkan kita pada tradisi Arsitektur Islam yang menggunakan elemen air, seperti Alhamra di Granada, dan makam Syekh Jehan, Taj Mahal di India.  Terasa adanya pengolahan tapak (lahan) yang sesuai dengan bentuk bangunan. Kedua unsur tersebut, bangunan dan lahan, membentuk kesatuan. Hal-hal di ataslah yang menjadi alasan mengapa bangunan ini dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.

Peletakan Bangunan
Mesjid Raya Baiturrahman terletak pada lapangan yang luas terbuka, membuat kesan megah lebih terasa karena secara keseluruhan dapat dilihat dari jauh.

Peletakan massa Mesjid Raya Baiturrahman, menggunakan sumbu imajiner Timur-Barat.. Penggunaan sumbu Timur-Barat dengan berorientasi pada sesuatu yang sakral merupakan orientasi kosmis umat Islam sedunia. Hal yang sama diterapkan dalam pengolahan tapak mesjid-mesjid lain di dunia yang beorientasi pada Ka’bah yang terletak di kota suci umat Islam, Makkah.

Tapak Mesjid Raya Baiturraman diapit oleh 4 ruas jalan yang berbeda. Taman di bagian Timur didesain dengan menghadirkan nuansa Taj Mahal di dalamnya. Hal ini diperkuat dengan kolam berbentuk persegi dengan air mancur di tengahnya..

Fasad dan Ruang dalam Bangunan 
Fasad bangunan Mesjid Raya diperkaya dengan garis-garis lengkung horizontal. Hal ini merupakan ciri Arsitektur Timur Tengah. Di depan atau di sebelah Timur terdapat gerbang masuk yang menempel pada unit utama (porch).  Porch berdenah segi empat dikelilingi oleh tangga di depan dan samping kiri dan kanan.  Pada tahun 1935 atas usaha Gubernur Jendral Belanda A.P.H. van Haken, jumlah porch pertambah 2, mengikuti penambahan bangunan di kiri dan kanan. Pada ujung tangga di depan porch, terdapat 3 kolom langsing silindris model arsitektur Moorish yang banyak terdapat di mesjid-mesjid kuno di Afrika Utara dan Spanyol.  Ada tiga pelengkung patah  model Persia di setiap dua kolom.  Bidang atas kolom terdapat semacam typanum, namum bentuknya bukan segitiga tetapi berjenjang seperti penampang sebuah tangga.  Konsrtuksi seperti ini merupakan ciri bagian depan rumah klasik Belanda

Bagian tengah ruang sholat yang denahnya bujur sangkar diatapi oleh sebuah kubah.  Bagian tengah ruang sholat ini kemudian menjadi modul untuk perluasan mesjid pada tahun 1935 dan pada era kemerdekaan.

Monumental dalam arsitektur mengandung arti hal-hal yang tersimpan di alam bawah sadar dan meninggalkan kesan dan kenangan yang sulit terlupakan. Sifat monumental pada karya arsitektur tidak hanya terbatas pada bentuk bangunan secara keseluruhan, tetapi menyangkut hal lain, seperti urutan, struktur bangunan, bentuk atap, fasad, dan lainnya. Diperlukan kepekaan khusus dalam menilai kemonumentalan suatu karya arsitektur. Hal ini dapat dicapai dengan cara berlatih menghargai dan menghormati suatu karya arsitektur.

Simpulan
Fenomena perkembangan Kota Banda Aceh mirip dengan perkembangan kota-kota lain di Indonesia.  Tidak sedikit bangunan tua yang merupakan bagian dari sejarah perkembangan kota diabaikan, bahkan dihancurkan. Pasca bencana gempa bumi dan tsunami tahun 2004, kondisi ini tambah parah. Lebih banyak lagi bangunan yang bernilai sejarah rusak, terlantar, dan akhirnya dihancurkan.  Misalnya gedung kantor PJKA. Kondisi ini tentulah bukan suatu fenomena yang baik. Tidak sedikit karya arsitektur di Kota Banda Aceh yang memiliki nilai monumental. Suatu nilai tertinggi yang ingin dicapai dalam setiap perancangan. Jika kita belum mampu menandingi monumental suatu karya yang sudah ada, mengapa kita harus mengubah karya itu atau bahkan menghancurkannya.


Sumber:

ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI


Arsitektur Tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang dari wadah kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun dengan segala aturan-aturan yang diwarisi dari zaman dahulu, sampai pada perkembangan satu wujud dengan ciri-ciri fisik yang terungkap pada lontar Asta Kosala-Kosali, Asta Patali dan lainnya, sampai pada penyesuaian-penyesuaian oleh para undagi yang masih selaras dengan petunjuk-petunjuk dimaksud.

KONSEP DASAR:

Arsitektur tradisional Bali memiliki konsep-konsep dasar dalam menyusun dan memengaruhi tata ruangnya, diantaranya adalah:
1. Orientasi Kosmologi atau dikenal dengan Sanga Mandala
Sanga Mandala merupakan acuan mutlak dalam arsitektur tradisional Bali, dimana Sanga Mandala tersusun dari tiga buah sumbu yaitu:

Sumbu Tri Loka: Bhur, Bhwah, Swah; (litosfer, hidrosfer, atmosfer)
Sumbu ritual: Kangin (terbitnya Matahari) dan Kauh (terbenamnya Matahari)
Sumbu natural: Gunung dan Laut

2. Keseimbangan Kosmologi, Manik Ring Cucupu
3. Hierarki ruang, terdiri atas Tri Loka dan Tri Angga
Tri Angga adalah salah satu bagian dari Tri Hita Karana, (Atma, Angga dan Khaya). Tri Angga merupakan sistem pembagian zona atau area dalam perencanaan arsitektur tradisional Bali.
Utama, bagian yang diposisikan pada kedudukan yang paling tinggi, kepala.
Madya, bagian yang terletak di tengah, badan.
Nista, bagian yang terletak di bagian bawah, kotor, rendah, kaki.

Dimensi tradisional Bali yang didasarkan pada proporsi dan skala manusia

Dalam perancangan sebuah bangunan tradisional Bali, segala bentuk ukuran dan skala didasarkan pada orgaan tubuh manusia. Beberapa nama dimensi ukuran tradisional Bali adalah : Astha, Tapak, Tapak Ngandang, Musti, Depa, Nyari, A Guli serta masih banyak lagi yang lainnya. sebuah desain bangunan tradidsional,harus memiliki aspek lingkungan ataupun memprhatikan kebudayan tersebut.

FILOSOFI ARSITEKTUR BALI

Filosofi arsitektur tradisional Bali pada masa prasejarah hingga kekuasaan Majapahit (abad XV – XIX ) dianggap sebagai masa tumbuh dan berkembangnya arsitektur tradisional Bali yang dilandasi oleh lontar asta kosala-kosaili dan lontar asta bumi. (Bhagawan Wiswakarma dan Bhagawan Panyarikan)
Asta kosala-kosali adalah aturan tentang bentuk-bentuk simbol pelinggih, yaitu ukuran panjang, lebar, tinggi, pepalih (tingkatan), dan hiasan.
Asta bumi adalah aturan tentang luas halaman pura, pembagian ruang halaman, dan jarak antar-pelinggih.
Varian karakter yang mendasar muncul di antara penduduk di daerah dataran dengan pegunungan serta penduduk di daerah Bali Selatan dengan penduduk di daerah Bali Utara. Meskipun demikian, terdapat filosofi dasar atau filosofi utama yang menjadi titik acuan arsitektur tradisional Bali, yaitu prinsip tri anggaatau tri loka, konsep kosmologis (tri hita karana), dan orientasi kosmologis.

A.  PRINSIP TRIANGGA ATAU TRILOKA
Prinsip tria anggaatau tri lokamerupakan konsep keseimbangan kosmologis yang dicetuskan oleh Empu Kuturan. Dalam prinsip ini terdapat tiga tata nilai tentang hubungan alam selaku “wadah” dan manusia sebagai “pengisi”. Tata nilai ini memperlihatkan gradasi tingkatan dengan spirit ketuhanan berada pada tingkatan paling tinggi.
Secara aplikatif, filosofi tri angga dapat dilihat dari gestur bangunan yang memperlihatkan tiga tingkatan, yaitu kepala badan-kaki. Dari filosofi tri angga dan tri lokaini, berkembang konsepsi-konsepsi lain, seperti konsep kosmologis tri hita karana dan konsep orientasi kosmologis

B.  KONSEP KOSMOLOGIS (TRIHITAKARANA)
Dalam konsep tri hita karana terdapat “tiga unsur” penghubung antara alam dan manusia untuk membentuk kesempurnaan hidup, yaitu jiwa, raga, dan tenaga. Tiga sumber kebahagiaan tersebut akan tercipta dengan memperhatikan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Pencipta, manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam.

C.  ORIENTASI KOSMOLOGIS
Dalam orientasi kosmologis di antaranya terdapat konsepsi sanga (sanga mandala/nawa sanga). Konsepsi ini lahir dari perpaduan astha dala (delapan penjuru mata angin) dengan dewata nawa sanga (sembilan mitologi dewa-dewa penguasa mata angin). Falsafahnya tetap menitikberatkan upaya menjaga keharmonisan dan keselarasan alam. Orientasi ini ditentukan berlandaskan:
Bagi masyarakat Bali, pegunungan dijadikan petunjuk arah (kajake arah gunung dan kelodke arah laut).

Gunung Agung merupakan orientasi utama yang paling disakralkan. Namun, untuk wilayah yang tidak berdekatan dengan Gunung Agung, umumnya berorientasi ke pegunungan terdekat. Posisi pegunungan yang berada di tengah-tengah menyebabkan Bali seakan terbagi menjadi dua bagian, yaitu Bali Utara dan Bali Selatan.  Oleh karena itu, pengertian kajabagi orang Bali yang berdiam di sebelah utara dengan sebelah selatan menjadi berlainan, padahal patokan sumbu mereka tetap, yaitu sumbu kaja-keloddan kangin-kauh.

Ciri Khas Arsitektur di Bali
Selain dikenal dengan kecantikan pulau dan pantainya, pesona Bali juga kental dengan ciri khas arsitekturnya yang berbeda dan punya unsur kuat.  Hampir semua bangunan bernuansa Bali memperlihatkan  material yang kental dengan nuansa alami dan juga pahatan yang indah pada pintu.
Tidak heran bila arsitektur Bali  sangat digemari oleh seluruh pelosok Indonesia maupun mancanegara. Melihat keunikan dari arsitektur khas pulau dewata ini, Lamudi akan memaparkan ciri khas dari bangunan arsitektur di Bali.

1. Harmoni dengan alam
Salah satu unsur yang kental dari arsitektur di Bali  adalah konsep arsitektur yang harmoni dengan lingkungan alam. Arsitektur harmoni ini merupakan  karakter dan inheren sebagai watak  dasar arsitektur Bali.
Dengan konsep Tri Hita Karana, arsitektur Bali biasanya terdiri  dari 3 unsur pengubung kerharmonisan yaitu, jiwa, raga dan tenaga. Tiga unsur ini akan menciptakan keharmonisan hubungan antara lingkungan alam, antar-manusia serta manusia dengan Tuhan. Biasanya, bangunan tersebut ditandai dengan material yang kental akan nuansa alam seperti batu-batuan alam ataupun bambu.

2. Adanya ukiran di batu atau patung
Sejak kedatangan kerajaan Majapahit di sekitar abad 15, arsitektur Bali secara umum mendapatkan pengaruh dari Hindu. Kedatangan Majapahit ini meninggalkan kebudayaan di Bali berupa teknik pahatan di batu . Karya-karya pahatan dari batu tersebut kemudian diletakkan di depan rumah dan digunakan sebagai pura atau tempat ibadah orang Hindu.
Seiring perkembangan jaman, selain kehadiran pura kecil di depan rumah, patung juga menjadi salah satu gaya arsitektur yang indentik dengan Bali.

3. Struktur ruang yang  rapi
Gaya arsitektur Bali dibuat dengan konsep Tri Angga yang merupakan konsep keseimbangan.  Tri Angga  merupakan pembagian zona atau area dalam perencanaan arsitektur tradisional Bali, yang memperlihatkan tiga tingkatan yaitu,
-  Utama atau kepala. Bagian ini diposisikan paling tinggi yang diwujudkan dalam bentuk atap. Pada arsitektur tradisional, bagian ini menggunakan atap ijuk dan alang-alang. Namun, seiring perkembangan bagian atap mulai menggunakan bahan modern seperti, genteng.
-  Madya atau badan. Bagian tengah dari bangunan ini diwujudukan dalam bentuk bangunan dinding, jendela dan pintu.
-  Nista atau kaki merupakan  bagian yang terletak di bawah dari sebuah bangunan. Bagian ini diwujudkan dengan pondasi rumah atau bawah rumah yang digunakan sebagai penyangga. Biasanya, bagian ini erbuat dari batu bata atau batu gunung.

4. Struktur Rumah Tradisional Bali
Seperti yang sering kita lihat di beberapa media, rumah-rumah di Bali cenderung memiliki struktur yang kompleks namun tertata rapi. Rumah-rumah beraksitektur tradisional Bali tak hanya terdiri atas satu unit stuktur, tapi lebih mengarah ke sekumpulan bangunan-bangunan dimana setiap bangunan dihuni satu kepala keluarga. Biasanya, mereka yang tinggal di kompleks ini merupakan keluarga besar dan berasal dari keturunan yang sama. Di sekeliling kompleks bangunan ini dibangun tembok yang tak terlalu tinggi, namun cukup memisahkannya dengan dunia luar.
Pada komplek bangunan ini terdapat satu Pura untuk sembahyang, dapur yang digunakan untuk bersama, area untuk tidur, serta area untuk pertemuan penting/perjamuan. Untuk tujuan itu, biasanya pada kompleks bangunan ini dibangun 2 macam, yakni paviliun untuk menerima tamu serta paviliun khusus untuk upacara adat dan ritual keagamaan.









SUMBER:
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Bali
http://www.lamudi.co.id/journal/3-ciri-khas-arsitektur-di-bali/
http://penebar-swadaya.net/blog/filosofi-arsirtektur-bali/

















Kamis, 09 Oktober 2014

TUGAS 1: ILMU SOSIAL DASAR

Nama        : Bima Haryadi

NPM         : 22314172
Kelas       : 1TB04
Jurusan     : Teknik Arsitektur
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar

1. A. PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR


  Ada beberapa macam pengertian dari Ilmu Sosial Dasar, diantaranya yaitu:
  1. Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang memperdalam tentang masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia yang menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial itu seperti: sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial.
  2. Ilmu Sosial dasar adalah ilmu yang membahas tentang masalah social yang dilakukan oleh pribadi seseorang. Dimana itu dinilai dari tindakan seseorang yang dilakukannya terhadap lingkungannya sendiri.
  3. Ilmu Sosial Dasar juga merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan dengan memberikan pengetahuan umum kepada masyarakat tentang konsep kehidupan bermasyarakat yang memberikan nilai dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.
  4. Ilmu Sosial Dasar juga bukan merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu sosial yang dipadukan, karena ilmu sosial dasar tidak memiliki objek materi ilmiah tersendiri dan tidak mengembangkan suatu penelitian ilmu.
  5. Ilmu Sosial Dasar adalah gabungan dari disiplin ilmu sosial yang digunakan dalam pendekatan dan pemecahan masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar. Ilmu Sosial dasar juga memberikan dasar – dasar pengetahuan tentang konsep untuk mengkaji gejala sosial.
  6. Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang sosial manusia di dalam lingkungan.
  7. Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu yang menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan.
  8. Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
  9. Ilmu Sosial Dasar mempelajari tentang adanya berbagai masalah kependudukan dan hubungan dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
  10. Ilmu Sosial Dasar mempelajari tentang masalah yang dihadapi masyarakat pedesaan.

Ada juga beberapa pengertian Ilmu sosial dasar menurut para ahli, diantaranya yaitu:
A. LEWIS
Ilmu Sosial Dasar adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya.
B. KEITH JACOBS
Ilmu Sosial Dasar adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs komunitas.
C. RUTH AYLETT
Ilmu Sosial Dasar adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren dan terintegrasi.
D. PAUL ERNEST
Ilmu Sosial Dasar adalah lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.
E. PHILIP WEXLER
Ilmu Sosial Dasar adalah sifat dasar dari setiap individu manusia
F. ENDA M. C 
Ilmu Sosial Dasar adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan.
G. LENA DOMINELLI
Ilmu Sosial Dasar adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya.
H. PETER HERMAN
Ilmu Sosial Dasar adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan.
I. ENGIN FAHRI
Ilmu Sosial Dasar adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu.



1. B. TUJUAN DARI ILMU SOSIAL DASAR

Ilmu Sosial Dasar merupakan gabungan dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan dan pemecahan masalah-masalah sosial yang timbul dan berkembang dalam masyarakat. ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kepada mahasiswa, yang diharapkan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak ada perbedaan yang prinsipiil.

Membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia lainnya.

Tujuan dari Ilmu Soial Dasar yang selanjutnya yaitu, untuk menghasilkan tenaga ahli yang mempunyai tiga jenis keterampilan yaitu Personal, Akademik dan Profesional. 

a.   Kemampuan personal/ kemampuan kepribadian
Dengan kemampuan ini tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, kenegaraan/ pancasila serta memiliki pandangan luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia.

b.  Kemampuan Akedmik
Adalah kemampuan untk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis, dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif pemecahannya.

c.   Kemampuan Profesional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga ahli diharapkan memliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.


2. RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL DASAR

Berpangkal pada tujuan diatas maka ada dua masalah yang dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah ISD.
1.  Adanya berbagai aspek yang merupakan satu masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri/ menurut keahlian yang berbeda-beda, maupun sebagai gabungan pendekatan gabungan antar bidang.
2.  Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat, yang maisng-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola tingkah laku sendiri, tetapi juga amat banyaknya kesamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan tingkah laku yang menyebabkan pertentangan maupun hubungan setia kawan dan kerjasama dalam masyarakat kita.

Bedasarkan ruang lingkup diatas kiranya masih perlu penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan kedalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan yaitu:
  • Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dan hubungannnya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
  • Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat.
  • Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi serta menyadari identitasnya sebagai mahasiswa.
  • Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara.
  • Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
  • Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan pedesaan.
  • Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat.
  • Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan.





DESKRISI DARI PENJELASAN DI ATAS

        Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang memperdalam tentang masalah-masalah sosial yang dilakukan oleh pribadi seseorang dimana itu dinilai dari tindakan seseorang yang dilakukan terhadap lingkungannya sendiri. Dengan ini diharapkan agar masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat atau pedesaan.

          Ilmu Sosial Dasar ini adalah sifat dasar dari setiap individu manusia, dimana sesama individu bisa saling berhubungan sehingga mampu melakukan berbagai kegiatan bersama-sama.

       Tujuan dari kita mempelajari mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ini adalah agar mahasiswa dapat mengembangkan wawasan pemikiran dan kepribadian supaya memperoleh wawasan pemikiran yang luas. Supaya para mahasiswa mampu mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, kenegaraan/ pancasila. Lalu supaya mahasiswa mampu berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, mampu menguasai peralatan analisa, berpikir logis, kritis, sistematis, dan analitis. Serta supaya para mahasiswa bisa menjadi tenaga ahli di bidang profesinya masing-masing. Misalnya di Jurusan Teknik Arsitektur, Yaitu menjadi seorang Arsitek Senior yang ahli dalam merencanakan bangunan, lingkungan serta kawasan yang akan di bangunnya, menjadi arsitek ahli di bagian interior, eksterior, landscape, elektrikal, mekanikal, dan lain-lain.

         Ruang lingkup mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yaitu mempelajari berbagai masalah kependudukan, masalah individu, masalah keluarga, dan masalah masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Mempelajari hubungan antar warga negara dan negara, mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan kemiskinan.

        Ilmu Sosial Dasar sangatlah penting, karena sebagai seorang mahasiswa kita akan mulai belajar bersosialisasi dengan dunia di sekitar kita. karena kita sebagai manusia yang dilahirkan sebagai manusia sosial yang berarti tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.

       Didalam dunia kampus kita akan bersosialisasi dengan teman kelas, teman seangkatan, kakak kelas/senior, dosen, satpam dan masyarakat di lingkungan kampus yang lain. Dengan bersosialisasi kita akan mempunyai banyak teman yang akan membantu kita disaat kita menghadapi kesulitan.

       Kita juga bisa belajar bersosialisasi dengan mengikuti organisasi-organisasi  atau kegiatan yang ada di kampus seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).

         Selain itu juga kita dapat belajar bersosialisasi dengan masyarakat luas dengan cara mengadakan event tertentu seperti perlombaan, penelitian, bazaar, bakti sosial, seminar, dan lain sebagainya.

        Maka jika dilihat dari tujuannya, mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sangatlah penting untuk diajarkan pada para mahasiswa, sehingga mahasiswa tersebut bisa menjadi mahasiswa yang aktif dan bisa bersosialisasi di dunia luar serta dunia kerja dan industri.


--- Terimakasih ---

 

Blogger news

Blogroll

About