Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Architecture of Gunadarma University. My Dream = Senior Architect!!! :')
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 11 Mei 2018

KONSERVASI ARSITEKTUR - BAB 2


BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1.  TINJAUAN LOKASI
MuseumTekstil dibangun pada abad ke-19, yang awalnya adalah sebagai Landhuis (villa) milik orang Perancis yang tinggal di Batavia. Kemudian dibeli oleh Abdul Aziz Mussawi Alkatiri, Konsul Turki di Batavia. Lalu pada tahun 1942, bangunan ini dijual lagi kepada Dr. Karel Christian Crucg.
Museum ini terletak di Jalan Aipda Karel Sasuit Tubun No. 2-4 Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Lokasi museum ini, tepatnya berada di sebelah barat Kompleks Pertokoan Tanah Abang yang menuju arah Slipi.Keberadaan Museum Tekstil ini didasari pada keinginan untuk mengoleksi dan memperkenalkan aneka ragam tekstil tradisional Indonesia, yang merupakan salah satu negara terbesar penghasil tekstil tradisional.
Galeri batik museum tekstil ini diresmikan tanggal 2 Oktober 2010 yang merupakan langkah awal dalam mewujudkan keinginan untuk memiliki Museum Batik di Jakarta, keberadaan Galeri Batik ini yang merupakan embrio Museum Batik diharapkan dapat memberikan kebanggan bagi masyarakat Indonesia, dan menjadi salah satu pusat informasi perbatikan, dan menjadi tujuan wisata budaya.
Di Museum Tekstil Jakarta terdapat berberapa komplek bangunan yang salah satunya adalah Galeri Batik. Bangunan ini memiliki konsep yang kuat sebagai sebuah galeri. Rancangan interior display yang terkesan modern dengan kombinasi bangunan bersejarah menjadi konsep dalam galeri ini. Galeri Batik adalah bangunan bergaya indische yang berada di dalam komplek bangunan cagar budaya Museum Tekstil. Eksisting Galeri batik terdiri dari 1 Lantai dan memanjang. Main Entrance Galeri batik ini terdapat sebuah meja receptionis dan ukiran kayu bernuansa batik, dan sangat menarik perhatian bagi pengunjung.
Berikut ini merupakan gambar lokasi Museum Tekstil Jakarta.

Gambar 3.1. Lokasi Museum Tekstil Jakarta
Sumber: foto pribadi


Gambar 3.2. Peta Lokasi Museum Tekstil Jakarta

Museum ini secara khusus menangani pengumpulan, pengawetan dan pameran, serta mengembangkan konsep edukatif-rekreatif dengan ditunjang berbagai fasilitas publik seperti: gedung utama pameran sebagai ruang display, galeri batik, taman pewarna alam, pendopo kreativitas, ruang penyimpanan dan perawatan koleksi, perpustakaan, auditorium, toko cinderamata, mushola serta lahan parkir yang luas.
Ruang Display digunakan untuk memamerkan tekstil Indonesia, baik koleksi museum, koleksi para desainer maupun masyarakat pecinta tekstil. Display disajikan dalam ruang terbuka, mengundang pengunjung untuk melihat, dan mengeksplorasi koleksi secara lebih dekat, menciptakan hubungan yang erat dengan tekstil Indonesia. Galeri Batik (Batik Gallery) menampilkan sejumlah batik kuno dan batik perkembangan dari masa ke masa ini merupakan embrio Museum Batik Nasional yang dikelola oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI) bekerja sama dengan Museum Tekstil. Kemudian, ada juga taman dengan luas 2000 m² yang terletak dibelakang gedung utama berfungsi untuk melestarikan dan mengenalkan kepada pecinta tekstil tentang pohon-pohon yang dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna alam. Sedangkan, pendopo kreativitas berada di timur laut dari bangunan utama Museum Tekstil, dan berada di belakang dari kompleks museum ini. Pendopo ini biasanya digunakan untuk menggelar berbagai kursus maupun pelatihan. Pelatihan batik adalah salah satu pelatihan yang paling diminati oleh sebagian masyarakat. Mereka yang telah mengikuti pelatihan batik di museum telah mampu mengembangkan karyanya dengan lebih professional selain sebagai hobi. Selain pelatihan batik, tersedia juga kursus pewarna alam, aplikasi payet, silk painting, T-Shirt painting, sulam pita dan kreasi mencipta motif kain di atas gerabah. Ruang Penyimpanan dan Perawatan Koleksi berada di belakang bangunan utama museum ini atau tepatnya setelah Taman Pewarna Alami. Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan dan merawat koleksi yang dimiliki oleh Museum Tekstil. Ruang perpustakaan disediakan untuk pengunjung sebagai proses pembelajaran tekstil Indonesia, dengan koleksi buku-buku tekstil yang cukup lengkap. Ruang perpustakaan menghadap ke Taman Pewarna Alam.
Toko Cinderamata merupakan sarana bagi pengunjung untuk memperoleh cinderamata yang dapat dijadikan busana dan aksesorinya sesuai kebutuhan. Aktivitas Museum Tekstil ini tergolong “hidup” bila dibandingkan dengan keberadaan museum lainnya yang ada di Indonesia. Denyut nadi aktivitas museum ini ditandai dengan adanya agenda Museum Tekstil yang relatif tetap dan rutin.




2.2.   MUSEUM TEKSTIL JAKARTA


 Gambar 4.1. Gedung utama museum tekstil jakarta

Museum tekstil mempunyai fungsi menyimpan, memamerkan, mendokumentasikan, merawat, serta mengembangkan hasil tekstil bangsa Indonesia dari berbagai daerah di kawasan Nusantara. Museum Tekstil Jakarta merupakan lembaga pendidikan kebudayaan, memiliki misi untuk melestarikan tekstil tradisional. Tekstil selalu menjadi bagian penting dari kehidupan di Indonesia sebagai bagian dari pakaian dan sebagai obyek ritual dan seremonial. Mereka merupakan aspek yang sangat kaya budaya Indonesia dan bukti dari tingkat keahlian teknologi dan keterampilan artistik dicapai oleh pembuat mereka. Mereka juga menyediakan jendela ke sejarah lokal. Dalam itu upaya untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap tradisi tekstil Indonesia dan partisipasi dalam pelestarian warisan nasional. Museum Tekstil Jakarta selalu berusaha menginformasikan dan mendidik orang melalui pameran, seminar, workshop, penelitian dan publikasi. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengunjung museum diantaranya mengunjungi pameran, mengikuti seminar,  belajar membuat batik dengan mengikuti workshop, dan dapat juga mengikuti acara-acara lain yang diadakan museum tekstil sesuai agenda kegiatan museum.
Visi Museum Tekstil Jakarta adalah Museum Tekstil sebagai institusi nirlaba yang menjadi pusat pelestarian alam dan budaya, media aktivitas ilmiah, seni dan budaya, pendidikan, informasi dan rekreasi budaya pendidikan yang menjadi salah satu referensi bagi proses pembangunan bangsa. Misi Museum Tekstil Jakarta adalah melaksanakan upaya konservasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan budaya tekstil di Indonesia, melakukan inventarisasi sumber daya alam dan koleksi tekstil tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, dilakukan dokumentasi, kegiatan penelitian dan penyajian informasi dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat.
Gambar 4.2. Taman belakang gedung pameran

Museum Tekstil merupakan sebuah cagar budaya yang secara khusus mengumpulkan, mengawetkan, serta memamerkan karya-karya seni yang berkaitan dengan pertekstilan Indonesia. Bertempat di Jalan Aipda K.S. Tubun No.4, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, museum ini secara resmi dibuka pada tanggal 28 Juli 1976 dan berdiri dengan menempati gedung tua di atas areal seluas 16.410 meter persegi. Dalam sejarahnya, gedung yang digunakan sebagai museum ini dahulu merupakan rumah pribadi seorang warga keturunan Perancis yang hidup di abad ke-19. Namun gedung ini kemudian dijual pada seorang anggota konsulat Turki bernama Abdul Aziz Al Musawi Al Katiri. Pada tahun 1942, gedung ini dijual lagi kepada orang yang bernama Karel Cristian Cruq. Tidak begitu lama, gedung ini pun beralihtangan lagi dan dijadikan Markas Besar Barisan Keamanan Rakyat (BKR) pada saat menjelang kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1947, kepemilikan gedung ini dipegang oleh seseorang yang bernama Lie Sion Phin. Setelah beberapa kali beralih kepemilikan dan beralih fungsi, akhirnya pada tahun 1975, gedung ini diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan dijadikan sebagai Museum Tekstil. Peresmian Museum Tekstil dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 28 Juni 1976.
Sebagai sebuah museum tekstil terbesar di Indonesia, museum ini mempunyai koleksi-koleksi yang terhitung banyak, yakni sekitar 1.000 buah. Keistimewaan museum ini terletak pada koleksi-koleksinya yang kebanyakan merupakan koleksi tekstil tradisional Indonesia. Koleksi-koleksi tersebut dikelompokkan dalam empat bagian, yakni koleksi kain tenun, koleksi kain batik, koleksi peralatan, dan koleksi campuran.


 Gambar 4.3. Koleksi museum tekstil jakarta


Gambar 4.4. Koleksi museum tekstil jakarta

Gambar 4.5. Koleksi museum tekstil jakarta

Wisatawan yang berkunjung ke museum ini dapat menyaksikan aneka kain batik bermotif geometris sederhana hingga yang bermotif rumit, seperti batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Palembang, Madura, dan Riau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyaksikan bendera Keraton Cirebon yang merupakan koleksi pilihan, karena usianya yang paling tua. Bendera itu terbuat dari bahan kapas berupa batik tulis yang berhias kaligrafi Arab. Bendera mirip plakat itu konon merupakan peninggalan bersejarah dari tahun 1776 M yang sangat disakralkan di Istana Cirebon. Pada saat itu bendera tersebut sering dipakai sebagai simbol syiar Islam.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About