BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. TINJAUAN LOKASI
MuseumTekstil dibangun pada abad ke-19, yang
awalnya adalah sebagai Landhuis (villa) milik orang Perancis yang tinggal di
Batavia. Kemudian dibeli oleh Abdul Aziz Mussawi Alkatiri, Konsul Turki di
Batavia. Lalu pada tahun 1942, bangunan ini dijual lagi kepada Dr. Karel
Christian Crucg.
Museum ini terletak di Jalan Aipda Karel Sasuit
Tubun No. 2-4 Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Barat, Provinsi DKI
Jakarta. Lokasi museum ini, tepatnya berada di sebelah barat Kompleks Pertokoan
Tanah Abang yang menuju arah Slipi.Keberadaan Museum Tekstil ini didasari pada
keinginan untuk mengoleksi dan memperkenalkan aneka ragam tekstil tradisional
Indonesia, yang merupakan salah satu negara terbesar penghasil tekstil
tradisional.
Galeri batik museum tekstil ini diresmikan
tanggal 2 Oktober 2010 yang merupakan langkah awal dalam mewujudkan keinginan
untuk memiliki Museum Batik di Jakarta, keberadaan Galeri Batik ini yang
merupakan embrio Museum Batik diharapkan dapat memberikan kebanggan bagi
masyarakat Indonesia, dan menjadi salah satu pusat informasi perbatikan, dan
menjadi tujuan wisata budaya.
Di Museum Tekstil Jakarta terdapat berberapa komplek bangunan yang salah
satunya adalah Galeri Batik. Bangunan ini memiliki konsep yang kuat sebagai
sebuah galeri. Rancangan interior display
yang terkesan modern dengan kombinasi bangunan bersejarah menjadi konsep dalam
galeri ini. Galeri Batik adalah bangunan bergaya indische yang berada di dalam
komplek bangunan cagar budaya Museum Tekstil. Eksisting Galeri batik terdiri
dari 1 Lantai dan memanjang. Main Entrance Galeri batik ini terdapat sebuah
meja receptionis dan ukiran kayu bernuansa batik, dan sangat menarik perhatian
bagi pengunjung.
Berikut ini merupakan gambar lokasi Museum Tekstil Jakarta.
Gambar 3.1. Lokasi Museum Tekstil Jakarta
Sumber: foto pribadi
Gambar 3.2. Peta Lokasi Museum Tekstil Jakarta
Museum ini secara khusus menangani pengumpulan,
pengawetan dan pameran, serta mengembangkan konsep edukatif-rekreatif dengan
ditunjang berbagai fasilitas publik seperti: gedung utama pameran sebagai ruang
display, galeri batik, taman pewarna alam, pendopo kreativitas, ruang
penyimpanan dan perawatan koleksi, perpustakaan, auditorium, toko cinderamata,
mushola serta lahan parkir yang luas.
Ruang Display digunakan untuk memamerkan
tekstil Indonesia, baik koleksi museum, koleksi para desainer maupun masyarakat
pecinta tekstil. Display disajikan dalam ruang terbuka, mengundang pengunjung
untuk melihat, dan mengeksplorasi koleksi secara lebih dekat, menciptakan
hubungan yang erat dengan tekstil Indonesia. Galeri Batik (Batik Gallery)
menampilkan sejumlah batik kuno dan batik perkembangan dari masa ke masa ini
merupakan embrio Museum Batik Nasional yang dikelola oleh Yayasan Batik
Indonesia (YBI) bekerja sama dengan Museum Tekstil. Kemudian, ada juga taman
dengan luas 2000 m² yang terletak dibelakang gedung utama berfungsi untuk
melestarikan dan mengenalkan kepada pecinta tekstil tentang pohon-pohon yang
dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna alam. Sedangkan, pendopo kreativitas
berada di timur laut dari bangunan utama Museum Tekstil, dan berada di belakang
dari kompleks museum ini. Pendopo ini biasanya digunakan untuk menggelar
berbagai kursus maupun pelatihan. Pelatihan batik adalah salah satu pelatihan
yang paling diminati oleh sebagian masyarakat. Mereka yang telah mengikuti
pelatihan batik di museum telah mampu mengembangkan karyanya dengan lebih
professional selain sebagai hobi. Selain pelatihan batik, tersedia juga kursus
pewarna alam, aplikasi payet, silk painting,
T-Shirt painting, sulam pita dan kreasi mencipta motif kain di atas
gerabah. Ruang
Penyimpanan dan Perawatan Koleksi berada di belakang bangunan
utama museum ini atau tepatnya setelah Taman Pewarna Alami. Ruangan ini
berfungsi untuk menyimpan dan merawat koleksi yang dimiliki oleh Museum
Tekstil. Ruang
perpustakaan disediakan untuk pengunjung sebagai proses
pembelajaran tekstil Indonesia, dengan koleksi buku-buku tekstil yang cukup
lengkap. Ruang perpustakaan menghadap ke Taman Pewarna Alam.
Toko Cinderamata merupakan sarana bagi
pengunjung untuk memperoleh cinderamata yang dapat dijadikan busana dan
aksesorinya sesuai kebutuhan. Aktivitas Museum Tekstil ini tergolong “hidup”
bila dibandingkan dengan keberadaan museum lainnya yang ada di Indonesia.
Denyut nadi aktivitas museum ini ditandai dengan adanya agenda Museum Tekstil
yang relatif tetap dan rutin.
2.2. MUSEUM TEKSTIL JAKARTA
Museum tekstil mempunyai fungsi menyimpan,
memamerkan, mendokumentasikan, merawat, serta mengembangkan hasil tekstil
bangsa Indonesia dari berbagai daerah di kawasan Nusantara. Museum Tekstil
Jakarta merupakan lembaga pendidikan kebudayaan, memiliki misi untuk
melestarikan tekstil tradisional. Tekstil selalu menjadi bagian penting dari
kehidupan di Indonesia sebagai bagian dari pakaian dan sebagai obyek ritual dan
seremonial. Mereka merupakan aspek yang sangat kaya budaya Indonesia dan bukti
dari tingkat keahlian teknologi dan keterampilan artistik dicapai oleh pembuat
mereka. Mereka juga menyediakan jendela ke sejarah lokal. Dalam itu upaya untuk
meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap tradisi tekstil Indonesia dan
partisipasi dalam pelestarian warisan nasional. Museum Tekstil Jakarta selalu
berusaha menginformasikan dan mendidik orang melalui pameran, seminar,
workshop, penelitian dan publikasi. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh
pengunjung museum diantaranya mengunjungi pameran, mengikuti seminar, belajar membuat batik dengan mengikuti
workshop, dan dapat juga mengikuti acara-acara lain yang diadakan museum
tekstil sesuai agenda kegiatan museum.
Visi Museum Tekstil Jakarta adalah Museum
Tekstil sebagai institusi nirlaba yang menjadi pusat pelestarian alam dan
budaya, media aktivitas ilmiah, seni dan budaya, pendidikan, informasi dan
rekreasi budaya pendidikan yang menjadi salah satu referensi bagi proses
pembangunan bangsa. Misi Museum Tekstil Jakarta adalah melaksanakan upaya
konservasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan budaya tekstil di Indonesia,
melakukan inventarisasi sumber daya alam dan koleksi tekstil tradisional dari
berbagai daerah di Indonesia, dilakukan dokumentasi, kegiatan penelitian dan
penyajian informasi dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat.
Gambar 4.2. Taman belakang gedung pameran
Sumber: https://museumtekstiljakarta.com
Museum Tekstil merupakan sebuah cagar budaya
yang secara khusus mengumpulkan, mengawetkan, serta memamerkan karya-karya seni
yang berkaitan dengan pertekstilan Indonesia. Bertempat di Jalan Aipda K.S.
Tubun No.4, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, museum ini secara resmi
dibuka pada tanggal 28 Juli 1976 dan berdiri dengan menempati gedung tua di
atas areal seluas 16.410 meter persegi. Dalam sejarahnya, gedung yang digunakan
sebagai museum ini dahulu merupakan rumah pribadi seorang warga keturunan
Perancis yang hidup di abad ke-19. Namun gedung ini kemudian dijual pada
seorang anggota konsulat Turki bernama Abdul Aziz Al Musawi Al Katiri. Pada
tahun 1942, gedung ini dijual lagi kepada orang yang bernama Karel Cristian
Cruq. Tidak begitu lama, gedung ini pun beralihtangan lagi dan dijadikan Markas
Besar Barisan Keamanan Rakyat (BKR) pada saat menjelang kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1947, kepemilikan gedung ini
dipegang oleh seseorang yang bernama Lie Sion Phin. Setelah beberapa kali
beralih kepemilikan dan beralih fungsi, akhirnya pada tahun 1975, gedung ini
diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan dijadikan sebagai Museum Tekstil.
Peresmian Museum Tekstil dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 28 Juni
1976.
Sebagai sebuah museum tekstil terbesar di
Indonesia, museum ini mempunyai koleksi-koleksi yang terhitung banyak, yakni
sekitar 1.000 buah. Keistimewaan museum ini terletak pada koleksi-koleksinya
yang kebanyakan merupakan koleksi tekstil tradisional Indonesia.
Koleksi-koleksi tersebut dikelompokkan dalam empat bagian, yakni koleksi kain
tenun, koleksi kain batik, koleksi peralatan, dan koleksi campuran.
Sumber: https://museumtekstiljakarta.com
Gambar 4.4. Koleksi museum tekstil jakarta
Sumber: https://museumtekstiljakarta.com
Gambar 4.5. Koleksi museum tekstil jakarta
Sumber: https://museumtekstiljakarta.com
Wisatawan yang berkunjung ke museum ini dapat
menyaksikan aneka kain batik bermotif geometris sederhana hingga yang bermotif
rumit, seperti batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Palembang, Madura,
dan Riau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyaksikan bendera Keraton Cirebon
yang merupakan koleksi pilihan, karena usianya yang paling tua. Bendera itu
terbuat dari bahan kapas berupa batik tulis yang berhias kaligrafi Arab.
Bendera mirip plakat itu konon merupakan peninggalan bersejarah dari tahun 1776
M yang sangat disakralkan di Istana Cirebon. Pada saat itu bendera tersebut
sering dipakai sebagai simbol syiar Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar