NPM : 22314172
KELAS : 2TB06
TUGAS : ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
Green
Architecture adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang
lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber
energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Hal
ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan bukaan yang
optimal. Saat ini jarang ditemukan
contoh bangunan yang menggunakan pendekatan green architecture. Untuk itu mungkin perlu melihat balik kepada
arsitektur vernakular yang banyak mendukung pendekatan green architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain bangunan
dengan pendekatan green architecture bukan berarti kembali kepada tradisi
tersebut. Hanya sikap terhadap pemilihan
material dan sumbernya saja dari pendekatan arsitektur vernakular yang perlu
diakomodasi di masa depan.
Konsep
arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat
keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan
sistem utilitas yang sangat baik.
Green
architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan
diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Dalam jangka
panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan sama
juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan
kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup.
Dalam
arsitektur ada banyak jalan sehingga bangunan dapat dikatakan “green” dan
merespon terhadap masalah pertumbuhan lingkungan. Penyediaan energi yang tidak
memadai di negara tropis (salah satunya penghentian arus listrik secara periodik)
dan meningkatnya harga tinggi di seluruh dunia merupakan tuntutan akan bangunan
yang sesuai dengan iklim, tanpa penyejuk udara mekanis.
PRINSIP-PRINSIP
GREEN ARCHITECTURE
- Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
- Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
- Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang/ Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
- Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
- Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
- Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
SIFAT-SIFAT
BANGUNAN BERKONSEP GREEN ARCHITECTURE
A.Sustainable ( Berkelanjutan ).
Yang berarti bangunan
green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten
terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan
yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
B.
Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).
Suatu bangunan belum
bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan
tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap
lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga
menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep green
architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan
aspek – aspek pendukung lainnya.
-----------------------------------------------------------------------------------
CONTOH GEDUNG YANG MENGGUNAKAN
KONSEP GREEN ARCHITECTURE
Gedung Perpustakaan Nasional Singapura
Gedung
ini menggunakan teknik-teknik kinerja konsumsi energi yang rendah. Perpustakaan
Nasional Singapura dianugerahi top ranking dalam kategori "Energy
Efficiency and Conservation Best Practices Competition for Energy Efficient
Buildings: New and Existing“ pada ASEAN Energy Awards di Singapura, 23 Augustus
2007.
Perpustakaan
Nasional Singapura dirancang sebagai state-of-the art nya perpustakaan untuk di
iklim tropis. Dibuka untuk umum di tahun 2005 dan terdiri dari 16 lantai dengan
luas tiap lantai kira-kira 58,000 m2 terbentang antara dua blok utama yang
dihubungkan dengan jembatan gantung.
Kira-kira
6,000-8,000 m2 dirancang sebagai 'green spaces.' Kehadiran landskap yang teduh,
telah mengurangi temperatur permukaan bangunan. Panas diteruskan ke udara
bebas, sehingga meningkatkan kondisi termal dalam ruangan.
Bangunan
ini adalah innovative 'green' (environmentally-responsive) tropical building
dengan penerapan teknik bioclimatic design termasuk sistem passive
rendah-energi, bangunan yang respon terhadap iklim dan konfigurasi bentuk,
sistem fasad yang efektif serta penerapan landskap bioklimatik.
The
Events Plaza, untuk 'outdoor' events seperti pameran, terletak di lantai dasar.
Dengan sistem penghawaan alami dan dapat diakses umum setiap saat.
Bangunan
ini dibentuk sedemikian rupa agar sebagian besar ruang dalam terlindung dari
radiasi langsung sinar matahari. Faktor lain seperti sun shading, penghawaan
alami, design fasad yang responsif, pewarnaan bangunan dan pemanfaatan ruang
luar dikombinasikan sebagai strategi kolektif untuk penghematan energi tanpa
mengurangi kenyamanan.
-------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN
Secara sederhana konsep green
architecture bisa diterapkan dalam rancangan rumah sederhana sekalipun, hanya
apakah ada goodwill atau tidak untuk penerapannya. Konsep-konsep sederhana
seperti rumah hemat listrik, hemat air, dan sebagainya dapat mulai diterapkan
untuk mengantisipasi berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan
sehari-hari.
Green architecture saat ini lebih
menjadi suatu kebutuhan daripada sekedar sebuah pola labelisasi style atau gaya
saja, menjadi suatu keharusan ketika buruknya kualitas lingkungan hidup terus
dededungkan saat ini. Kadang disayangkan ketika green architecture yang
seharusnya merupakan sebuah prinsip sebagai perwujudan moral seorang arsitek
telah terperangkap pada pola labelisasi style.
sumber: