BAB 4
USULAN PENANGANAN PELESTARIAN
Museum
Tekstil Jakarta yang dalam sejarahnya merupakan sebuah museum tekstil
terbesar di Indonesia harus dijaga dan dilestarikan. Penanganan pelestarian untuk bangunan Museum Tekstil
Jakarta ini menurut saya dapat di terapkan dengan beberapa metode. Metode
tersebut adalah Pemeliharaan,
Preservasi, dan Adaptasi.
Jenis metode yang
dipakai:
1. Pemeliharaan
adalah perawatan yang terus menerus dari bangunan , makna dan penataan suatu
tenmpat dan harus dibedakan dari perbaikan. Perbaikan mencakup restorasi dan
rekonstruksi dan harus dilaksanakan sesuai dengannya.
2. Preservasi
adalah mempertahankan (melestarikan) yang telah dibangun disuatu tempat dalam
keadaan aslinya tanpa ada perubahan dan mencegah penghancuran.
3. Adaptasi adalah merubah suatu tempat sesuai dengan penggunaan yang dapat
digabungkan.
Gambar 4.1 Fasad depan Museum Tekstil Jakarta
Pemeliharaan
bangunan Museum Tekstil Jakarta ini dengan menjaga kondisi bangunan yang
dijadwal secara rutin, dari pemeliharaan bagian taman depan, taman tengah,
bangunan galeri, pendopo batik, Gedung penyimpanan, dan ruangan lainnya tetap
dalam keadaan yang baik.
Gambar 4.2 Site Plan Museum Tekstil Jakarta
Jika
dilihat dari bentuk fasad dan siteplan Museum Tekstil Jakarta, bangunan ini
sangat unik dan kental akan sejarahnya. Preservasi fasad berbentuk bangunan jaman kolonial yang
simetris dan kokoh yang menjadi ikon sebuah museum harus dilestarikan. Bentuk siteplan
juga masih memiliki ciri bangunan kolonial dengan perletakan masa bangunan yang
simetris juga harus dipertahankan dan dilestarikan.
Lalu
pengelola juga jika ingin merenovasi bangunan tersebut tidak boleh sembarang
meletakkan massa bangunan dan memuat fasad bangunan yang tidak sesuai dengan
kondisi bangunan eksisting. Bangunan baru harus menyesuaikan keadaan letak
bangunan-bangunan disekitarnya. Fasad bangunan juga sebisa mungkin dibuat
simetris mangikuti bentuk bangunan yang ada.
Gambar 4.3 Pendopo workshop batik
Bagian
yang tidak kalah penting dalam bangunan ini dan merupakan bagian vital dalam
Museum ini, yaitu bangunan pendopo batik. Dimana pada bangunan ini pengunjung
dapat merasakan bagaimana caranya membatik. Pengunjung dapat belajar dengan
para pengrajin yang ada di museum tersebut. Pendopo batik ini sangat perlu
dijaga dan dilestarikan, bahkan jika perlu selalu diadalan kegiatan atau event
rutin di tiap bulannya. Supaya lebih banyak lagi pengunjung atau wisatawan yang
dating untuk mengedukasi mereka tentang batik Indonesia.
Mengadaptasi
sesuatu yang baru juga perlu diterapkan di beberapa titik pada are Museum ini,
untuk mengenalkan suasana baru yang dapat dikonsumsi oleh pengunjung.
Gambar 4.4 Board History of Batik Indonesia
Mungkin
hal baru yang dapat di adaptasi dan diterapkan pada area outdoor Museum ini
adalah Board seperti ini. Board ini dapat menampilkan sejarah masing-masing
batik yang ditampilkan oleh layar pada board tersebut.
Gambar 4.5 Objek Selfie
Lalu
mengadaptasi beberapa spot dengan menjadikannya objek selfie pengunjung. Dimana
terdapat bidang yang menampilkan jenis-jenis batik yang sangat indah. Sehingga mampu
menarik minat pengunjung datang untuk sekedar berselfie ria. Dan mungkin kedepannya
nanti dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang dating untuk mencaritahu
tentang batik Indonesia.