Sabtu, 08 November 2014
Minggu, 02 November 2014
ISD - INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. Pengertian individu
Individu berasal dari
kata latin individuum artinya yang tak terbagi. Jadi merupakan suatu sebutan
yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak
dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia
perseorangan.
B. Pengertian pertumbuhan
Walaupun terdapat
perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu
adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Perubahan ini pada lazimnya disebut dengan istilah proses.
Menurut para ahli yang menganut aliran
asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi.
Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Dalam membahas pertumbuhan itu ada
bermacam-macam aliran, namun pada garis besarnya dapat di golongkanmenjadi 3,
yaitu:
a) Pendirian nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini
berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
Para ahli dari golongan ini menjukan
sebagai kesempatan/kemiripan antara anak dengan orangtuanya. Misalnya sang ayah
mempunyai keahlian dibidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi
pelukis.
b) Pendirian empristik dan environmentalistik
Pendirian ini berbanding terbalik dengan
pendirian nativistik. Menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan
individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya
lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut
pendirian yang enviromentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini
pada hakikinya adalah kelanjutan dari faham emperisme.
c) Pendirian konvergensi dan interaksionisme
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian
konvergensi dengan modifikasi seperlunya.
Suatu modifikasi yang terkenal yang sering diangga psebagai perkembangan lebih jauh
konsepsi konvergensi yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara
dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi
konvergensi yang berpadandangan oleh dasar
(bakat) dan lingkungan.
d) Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa
dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut:
·
Masa vital yaitu dari 0.0 sampai kira-kira 2.0
·
Masa estetik dari umur kira-kira 2.0 tahun sampai
kira-kira 7.0 tahun
·
Masa intelektual dari kira-kira 7.0 tahun sampai
kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun.
·
Masa sosial kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0
tahun sampai kira-kira umur 20.0 tahun atau 21.0 tahun
a. Masa Vital
Pada masa vital
iniindividu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam
dunianya. Menurut Freud tahun pertama dalam kehidupan individu sebagai masa
oral, karna mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan.
b. Masa estetik
Masa estetik ini dianggap
sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa
pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindra.
c. Masa intelektual (masa keserasian bersekolah)
Setelah anak melewati masa
goncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih
efektif. Sehingga menjadi matang untuk di didik dari padamasa-masa sebelum dan sesudahnya.
Ada beberapa sifat khas pada anak-anak pada
masa diantara lain:
1.
Adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan
jasmani dengan prestasi sekolah.
2.
Sikap tunduk kepada peraturan, permainan yang
tradisional.
3.
Adanya kecendrungan memuji diri sendiri
4.
Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal
itu dianggap tidak penting
5.
Senang membanding-bandingkan dirinya dengan anak
lain, bila hal itu menguntungkan, dalam hal ini ada untuk meremehkan orang
lain.
6.
Adanya minat pada kehidupan praktis sehari-hari
yang kongkit.
7.
Amat realistic, ingin tau, ingin belajar.
8.
Gemar membentuk kelompok sebaya, biasa untuk bermain
bersama-sama.
Masa keserasian bersekolah diakhiri suatu masa pueral. Masa ini
demikian khas sehingga menarik perhatian. Sifat-sifat khas anal-anak, masa pueral
itu dapat diringkas kedalam dua hal:
1)
Ditunjukan untuk berkuasa yang menimbulkan tingkah
laku.
2)
Tingkah laku ekstrovers yaitu perbuatan yang
berorientasi keluar dirinya, yang dapat mendorong dirinya utuk menyasaksikan keadaan-keadaan.
d. Masa remaja
Masa remaja adalah masa
dimana banyak menarik peratian masyarakat karena mempunyai sifat-sifat khas
yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. Pada dasarnya ini
masih dirinci kedalam beberapa masa, yaitu:
1. Masa pra-remaja
Masa ini ditandai dengan
sifat-sifat negative sehingga disebut juga masa negative. Pada masa ini terdapat
beberapa gejala yang dianggap sebagai gejala negative misalnya tidak tenang, kurang
suka bekerja kurang suka bergerak, dan non sosial.
2. Masa remaja
Sebagai gejala pada masa
ini adalah merindu puja. Dalam fase ini (masa negative) untuk pertama kalinya remaja
sadar akan kesepian yang tidak pernah dialaminya pada masa-masa sebelumnya.
Disini mulai timbul dalam
diri remaja itu dorongan untuk mencari pedoman hidup yaitu mencari sesuatu yang
dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja.
Proses terbentuknya pendirian
hidup atau cita-cita hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup
di dalam eksplorasi remaja. Jadi proses penemuan nilai-nilai hidup mengalami 3
langkah:
1)
Karena tiadanya pedoman hingga mereka merindukan
sesuatuyang dapat dianggap bernilai.
2)
Objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas
yaitu pribadi-pribadi yang dipandangnya mendukung nilai-nilai tertentu.
3)
Para remaja lebih dapat menghargai nilai-nilai
lepas dari pendukungnya.
2.
FUNGSI
KELUARGA DAN FUNGSI KELUARGA INDIVIDU
1) Pengertian
Fungsi Keluarga
Fungsi
keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
2)
Macam-macam Fungsi Keluarga
Pekerjaan
– pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/
dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi
Biologis
Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh
orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan
tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah
tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan
bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam
tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
b. Fungsi
Pemeliharaan
Keluarga
diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari
gangguan-gangguan.
c. Fungsi
Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok
manusia, yaitu:
i. Kebutuhan makan dan minum
ii. Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
iii. Kebutuhan tempat tinggal.
Berhubungan
dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan
untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan
minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
d. Fungsi
Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami
serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi
Sosial
Dengan
fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki
oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam
bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang
baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan
fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal
selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka
jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan
istilah sosialisasi.
Dalam buku
Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, dikatakan bahwa
fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:
i. Pembentukan kepribadian
ii. Sebagai alat reproduksi
iii. Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
iv. Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
v. Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan
pendidikan
3.
INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
Individu berasal dari
kata latin, “individuum” yang artinya yang tak terbagi. Kata Individu merupakan
sebutan yang dapat untuk menyatakan suatukesatuan yang paling kecil dan
terbatas.
Ada beberapa pandangan
atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud keluarga itu berbentuk
karena adanya perkawinan pria dan wanita. Dengan demikian keluarga
merupakanmunifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu
adalah kehidupan seksual suami istri.
Durkheim berpendapat
bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik,
ekonomi dan lingkungan.
Ki Hajar Dewantara
sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa
orang yang karena terkait oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri
sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama
memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Drs. JBAF Mayor Palok
menyebut masyarakat (Society) adalah segenap antar hubungan sosial terdiri atas
banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok da tiap-tiap kelompok terdiri
atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok.
Kemudian pendapat dari
Prof. M. M. Djojodiguno tntang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada
segala perkembangan dalam hidup bersama antar manusia dengan manusia. Akhirnya
Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau
kumpulan manusia yang hidup bersama.
Jelasnya:
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia
yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang
sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat
digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat
modern).
a. Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan
masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan
menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya
berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik
antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang
buas pada saat itu.
b. Masyarakat Maju
Masyarakat maju
memiliki aneka ragam kelompok sosial atau lebih akrab dengan sebutan kelompok
organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan
serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi
kemasyarakatan itu dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai
pada cakupan nasional, regional maupun internasional.
Dalam lingkungan
masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan
masyarakat industri.
i.
Masyarakat
Non Industri
Secara garis besar,
kelompok nasional organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkaan
menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok
sekunder (secondary group).
a) Kelompok Primer
Dalam kelompok primer,
interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab.
Kelompok primer ini disebut juga kelompok :face to face group:., sebab para
anggota kelompok sering berdialog, bertatao muka, karena itu saling mengenal
lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok primer
bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Contoh:
Keluarga, rukun
tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
b) Kelompok Sekunder
Antara kelompok
sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja. Pembagian
kerja antar anggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan
rasional, obyektif.
Para anggota menerima
pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan kemampuan keahlian
tertentu. Disamping dituntut dedikasi, hal-hal semacam itu diperlukan untuk
mencapai target dan tujuan yang telah di flot dalam program-program yang telah
sama-sama disepakati.
Contoh:
Partai politik,
perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi, dan sebagainya.
ii.
Masyarakat
Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian
kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat sesuai dengan taraf
perkembangannya. Akan tetapi ia lebih cenderung mempergunakan dua taraf
klasifikasi, yaitu yang sederhana dan kompleks.
Jika
pembagian kerjabertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi.solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi
sejenis juga menjadi ciri dari bagian kelompok-kelompok masyarakat industri.
Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh:
Tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las,
ahli mesin, ahli listrik, dan ahli dinamo mereka dapat bekerja secara mandiri.
Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif
untuk diekspresikandan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks
pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu.
4.
HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A.
MAKNA INDIVIDU
Manusia adalah makhluk individu, makhluk individu berarti makhluk
yang tidak dapat dipisah-pisahkan lagi
antara jiwa dan raganya. Contoh: manusia sebagai makhluk individu bisa
mengalami kegembiraan dan kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya
dengan mata, telinga, tangan, kemauan dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya
manusia bisa mengagumi dan merasakan keindahan, karena ia mempunyai rasa
keindahan dan estetis dalam individu. Suatu keindahan ia kagumi dan nikmati
melalui panca indera dan perasaannya.
Untuk menjadi individu yang mandiri, harus melalui proses. proses pertama yang dilalui adalah
pergaulan di lingkungan keluarga ,
karakter yang khas itu terbentuk di lingkungan keluarga yang bertahap dan akan
mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi: etika, estetika, dan moral
agama. Sejak anak manusia terlahir mereka membutuhkan proses pergaulan dengan orang-orang lain untuk
membentuk kebutuhan batiniah dan lahiriah yang membentuk dirinya. Menurut
Sigmund Freud, superego pribadi manusia mulai terbentuk ketika berusia 5-6
tahun (W.A.Gurungan, 1980 :29).
B.
MAKNA KELUARGA
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling pentik didalam
masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group dari perhubungan laki-laki dan
wanita, perhubungan ini berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan
anak-anak. Keluarga yang bersifat murni merupakan satu kesatuan social
mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
5 macam sifat terpenting :
1)
Hubungan suami-isteri
Hubungan ini mungkin berlangsung
seumur hidup dan mungkin dalam waktu singkat saja, ada yang berbentuk monogamy,
ada pula yang berbentuk poligami.
2)
Bentuk perkawinan dimana suami-istri itu
diadakan dan dipelihara
Dalam pemilihan jodoh bisa dilihat
apakah calon suami-istri dipilih oleh orangtuanya, atau diserahkan langsung
kepada yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk
indogami (kawin di dalam golongan sendiri) atau exogami (kawin diluar golongan
sendiri).
3)
Susunan nama-nama termasuk dan istilah-istilah
termasuk menghitung jumlah keturunan
4)
Milik atau harga benda keluarga
Dimanapun keluarga itu berada pasti
mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota-anggotanya
5)
Pada umumnya keluarga itu tempat bersama
C.
MAKNA MASYARAKAT
Ada beberapa
definisi mengenai masyarakat seperti misalnya:
·
R. Linton: masyarakat adalah sekelompok
manusia yang telah lama tinggal dan bekerja sama, sehingga mereka dapat
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
social dengan batas-batas tertentu.
·
M.J. Herkovist: masyarakat adalah kelompok
individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
·
J.P Gillin dan J.L. Gillin : masyarakat adalah
kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan
perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi
pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
·
S.R. Steinmetz : kelompok manusia yang
terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebih kecil,
dan mempunyai perhubungan erat dan teratur.
·
Hasan Shadily : golongan besar atau kecil dari
beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan
mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Mengingat definisi-definisi masyarakat diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa masyarakat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
Ø
Harus ada pengumpulan manusia, bukan binatang,
dan harus banyak
Ø
Telah bertempat tinggal yang lama dalam suatu
daerah tertentu.
Ø
Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang
mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Menurut
Ellwood, factor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama ialah:
a.
Dorongan untuk mencari makan, untuk mencari
makan akan terasa lebih mudah bila dilakukan bersama-sama.
b.
Dorongan untuk mempertahankan diri.
c.
Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Manusia dalam bentuk
manapun tersusun dalam kelompok-kelompok. Fakta ini menunjukan manusiamempunyai
social akan pembawaan kemasyarakatan ( sejumlah sifat-sifat dapat berkembang
dalam pergaulan dengan sesamanya) seperti hasrat bergaul dan sebagainya.
Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok social harus
memenuhi syarat-syarat, antara lain:
Ø
Setiap anggotanya harus sadar bahwa ia adalah
bagian dari kelompoknya.
Ø
Ada hubungan timbale balik antara
naggota-anggotanya
Ø
Ada suatu faktor yang dimiliki bersama,
seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang
sama dan sebagainya.
Kurang lebih 81,2% dari wilayah Indonesia bertempay yinggal di
desa. Partisipasi masyarakat pedesaan amat diperlukan bagi pembangunan dan
sekaligus akan meningkatkan penghidupanmasyarakat dipedesaan.
Setiap Program Pembangunan di desa dimaksudkan untuk membantu dan
memacu masyarakat desa membangun berbagai sarana dan prasarana desa yang
diperlukan. Sebelum berbincang mengenai
fungsi dan peranan desa, perlu diketahui dahulu arti desa itu sendiri.
Sebenarnya desa itu adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan
sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah wujud
atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsure-unsur fisiografi,
sosial ekonomi, politik dan cultural yang saling berinteraksiantar unsure
tersebut dan juga antar daerah lain.
Mendasarkan diri pada tingkat pendidikan dan tingkat teknologi
penduduknya masih tergolong belum berkembang maka kenampakannya adalah sebagai
wilayah yang tidak luas, dengan corak kehidupan yang sifatnya agraris dengan
kehidupan yang sederhana. Jumlah penduduknya tidak besar dan wilayah ini relatif
jauh dari kota. Wilayah ini pada umumnya terdiri dari pemukiman penduduk,
pekarangan dan pesawahan. Jaringan jalan belum begitu padat dan sarana
transportasi sangat langka.
Kemajuan Negara dan kehidupan modern telah banyak pula menyentuh
daerah atau wilayah pedesaan, sehingga wujud desah sudah menunjukan banyak
perubahan.
v
Unsur-Unsur
Desa
a.
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif
dan yang tidak, beserta penggunaanya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan
batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
b.
Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah
pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
c.
Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan
dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat
desa.
Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang
erat. Masyarakat merupakan suatu “gemeinshaft”
yang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti
karena penduduk desa merupakan “face group” dimana mereka saling mengenal betul
seolah mereka mengenal diri sendiri.
Faktor
lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini,
misalnya:
o Faktor
topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi
kepada penduduk.
o Factor
iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk
terutama petani-petaninya.
o Factor
bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi, banjir yang harus dihadapi dan
dialami bersama.
v
Fungsi
desa
Pertama
dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau
daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok
seperti padi, jagung, ketela, dan sebagainya serta bahan makanan yang berasal
dari hewan ternak.
Kedua,
desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan
mentahdan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
Ketiga,
dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur,
desa industri, desa nelayan dan sebagainya.
Perkembangan
teknologi pada masyarakat desa terjadi sangat lamban, semua berjalan sangat
tradisional barang-barang produksinya adalah barang pertanian maupun barang
kerajinan, yang semuanya tersebut dikerjakan secara tradisional
Dari
uraian di atas, maka secara singkat cirri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia
pada umumnya dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Homogenitas sosial
Masyarakat desa terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja,
sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogeny.
b. Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan
dilakukan secara musyawarah.
c. Kontrol sosial yang Ketat
Setiap anggota masyarakat saling mengetahui
masalah yang dihadapi anggota lain
d. Gotong royong
Nilai-nilai gotong royongpada masyarakat pedesaan tumbuh dengan
subur dan membudaya.
e. Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan
kebudayaan secara ketat.
f. Magis religius
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa
sangat mendalam.
g. Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik
pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota
atau dapat pula dilakukan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan. Proses urbanisasi boleh dikatakan terjadi diseluruh dunia, baik pada
negara-negara yang sudah maju industrinya maupun yang secara relatif belum
memiliki industri.
Proses
urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung
daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan
masyarakat dua aspek, yaitu:
-
Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat
kota.
-
Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh
mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa karena tertarik keadaan di
kota.
Sebab-sebab
terjadinya urbanisasi:
1)
Daerah yang termasuk menjadi pusat strategis
sekali untuk usaha-usaha (seperti contohnya Jakarta).
2)
Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali
untuk usaha-usaha pedagangan/perniagaan. Seperti misalnya sebuah kota pelabuhan
atau sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan-bahan mentah.
3)
Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan
barang-barang maupun jasa-jasa.
Pendapat saya:
"Individu, keluarga dan masyarakat
itu memiliki hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, dimana tanpa adanya
keluarga tidak akan ada masyarakat, dan jkeluarga tidak akan ada jika tidak
adanya individu. Individu tidak akan
jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyarakat yang menjadi
latar belakang si individu tersebut. Untuk menjadi suatu individu yang baik
maka harus adanya harmonisasi antara individu, keluarga dan masyarakat. Individu
akan dipandang baik apabila keluarga dan masyarakat di lingkungannya juga baik.
Jika dalam suatu daerah yang individu, keluarga dan masyarakatnya sudah
baik/sejahtera, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan membangun daerahnya
dengan industri-industri sehingga masyarakat disekitarnya bisa mensejahterakan
dirinya masing-masing dan mampu menekan angka urbanisasi yang setiap tahunnya
memadati kota-kota besar."
------
Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)