Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Architecture of Gunadarma University. My Dream = Senior Architect!!! :')
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 02 November 2014

ISD - INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Bima Haryadi, Arsitek Universitas Gunadarma, ISD, Individu keluarga dan masyarakat


1.       PERTUMBUHAN INDIVIDU
A.   Pengertian individu
Individu berasal dari kata latin individuum artinya yang tak terbagi. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.

B.    Pengertian pertumbuhan
Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Perubahan ini pada lazimnya disebut dengan istilah proses.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian.

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Dalam membahas pertumbuhan itu ada bermacam-macam aliran, namun pada garis besarnya dapat di golongkanmenjadi 3, yaitu:
a)    Pendirian nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
Para ahli dari golongan ini menjukan sebagai kesempatan/kemiripan antara anak dengan orangtuanya. Misalnya sang ayah mempunyai keahlian dibidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis.
b)   Pendirian empristik dan environmentalistik
Pendirian ini berbanding terbalik dengan pendirian nativistik. Menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang enviromentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikinya adalah kelanjutan dari faham emperisme.
c)    Pendirian konvergensi dan interaksionisme
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi  dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering diangga psebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi  yang berpadandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.
d)   Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut:
·         Masa vital yaitu dari 0.0 sampai kira-kira 2.0
·         Masa estetik dari umur kira-kira 2.0 tahun sampai kira-kira 7.0 tahun
·         Masa intelektual dari kira-kira 7.0 tahun sampai kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun.
·         Masa sosial kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun sampai kira-kira umur 20.0 tahun atau 21.0 tahun

a.       Masa Vital
Pada masa vital iniindividu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Freud tahun pertama dalam kehidupan individu sebagai masa oral, karna mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan.
b.      Masa estetik
Masa estetik ini dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindra.
c.       Masa intelektual (masa keserasian bersekolah)
Setelah anak melewati masa goncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk di didik dari padamasa-masa sebelum dan sesudahnya.

Ada beberapa sifat khas pada anak-anak pada masa diantara lain:
1.       Adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
2.       Sikap tunduk kepada peraturan, permainan yang tradisional.
3.       Adanya kecendrungan memuji diri sendiri
4.       Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal itu dianggap tidak penting
5.       Senang membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, bila hal itu menguntungkan, dalam hal ini ada untuk meremehkan orang lain.
6.       Adanya minat pada kehidupan praktis sehari-hari yang kongkit.
7.       Amat realistic, ingin tau, ingin belajar.
8.       Gemar membentuk kelompok sebaya, biasa untuk bermain bersama-sama.

Masa keserasian bersekolah diakhiri suatu masa pueral. Masa ini demikian khas sehingga menarik perhatian. Sifat-sifat khas anal-anak, masa pueral itu dapat diringkas kedalam dua hal:
1)    Ditunjukan untuk berkuasa yang menimbulkan tingkah laku.
2)    Tingkah laku ekstrovers yaitu perbuatan yang berorientasi keluar dirinya, yang dapat mendorong dirinya utuk menyasaksikan keadaan-keadaan.

d.      Masa remaja
Masa remaja adalah masa dimana banyak menarik peratian masyarakat karena mempunyai sifat-sifat khas yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. Pada dasarnya ini masih dirinci kedalam beberapa masa, yaitu:
1.       Masa pra-remaja
Masa ini ditandai dengan sifat-sifat negative sehingga disebut juga masa negative. Pada masa ini terdapat beberapa gejala yang dianggap sebagai gejala negative misalnya tidak tenang, kurang suka bekerja kurang suka bergerak, dan non sosial.
2.       Masa remaja
Sebagai gejala pada masa ini adalah merindu puja. Dalam fase ini (masa negative) untuk pertama kalinya remaja sadar akan kesepian yang tidak pernah dialaminya pada masa-masa sebelumnya.
Disini mulai timbul dalam diri remaja itu dorongan untuk mencari pedoman hidup yaitu mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja.
Proses terbentuknya pendirian hidup atau cita-cita hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai hidup di dalam eksplorasi remaja. Jadi proses penemuan nilai-nilai hidup mengalami 3 langkah:
1)        Karena tiadanya pedoman hingga mereka merindukan sesuatuyang dapat dianggap bernilai.
2)        Objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas yaitu pribadi-pribadi yang dipandangnya mendukung nilai-nilai tertentu.
3)        Para remaja lebih dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya.

2.       FUNGSI KELUARGA DAN FUNGSI KELUARGA INDIVIDU
1)    Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
2)   Macam-macam Fungsi Keluarga
Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
a.   Fungsi Biologis
Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
b.   Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan.
c.    Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu:
                                                          i.     Kebutuhan makan dan minum
                                                        ii.     Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
                                                      iii.     Kebutuhan tempat tinggal.

Berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
d.   Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e.   Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:
                                                i.     Pembentukan kepribadian
                                              ii.     Sebagai alat reproduksi
                                            iii.     Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
                                             iv.     Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
                                               v.     Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan


3.       INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
1)    PENGERTIAN INDIVIDU
Bima Haryadi, Arsitek Universitas Gunadarma, ISD, Individu keluarga dan masyarakat

Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya yang tak terbagi. Kata Individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatukesatuan yang paling kecil dan terbatas.



2)    PENGERTIAN KELUARGA
Bima Haryadi, Arsitek Universitas Gunadarma, ISD, Individu keluarga dan masyarakat

Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud keluarga itu berbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Dengan demikian keluarga merupakanmunifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.
Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terkait oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

3)    PENGERTIAN MASYARAKAT
Bima Haryadi, Arsitek Universitas Gunadarma, ISD, Individu keluarga dan masyarakat

Drs. JBAF Mayor Palok menyebut masyarakat (Society) adalah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok da tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok.
Kemudian pendapat dari Prof. M. M. Djojodiguno tntang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antar manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
Jelasnya:
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
a.       Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas pada saat itu.

b.      Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi kemasyarakatan itu dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional.

Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
                                                        i.            Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkaan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
a)      Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok :face to face group:., sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatao muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Contoh:
Keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
b)      Kelompok Sekunder
Antara kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja. Pembagian kerja antar anggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan kemampuan keahlian tertentu. Disamping dituntut dedikasi, hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati.
Contoh:
Partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi, dan sebagainya.

                                                      ii.            Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi ia lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan kompleks.
                Jika pembagian kerjabertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi.solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi ciri dari bagian kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh:
Tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, dan ahli dinamo mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikandan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu.


4.       HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. MAKNA INDIVIDU
Manusia adalah makhluk individu, makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dipisah-pisahkan lagi  antara jiwa dan raganya. Contoh: manusia sebagai makhluk individu bisa mengalami kegembiraan dan kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia bisa mengagumi dan merasakan keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan dan estetis dalam individu. Suatu keindahan ia kagumi dan nikmati melalui panca indera dan perasaannya.
Untuk menjadi individu yang mandiri, harus melalui proses.  proses pertama yang dilalui adalah pergaulan  di lingkungan keluarga , karakter yang khas itu terbentuk di lingkungan keluarga yang bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi: etika, estetika, dan moral agama. Sejak anak manusia terlahir mereka membutuhkan proses  pergaulan dengan orang-orang lain untuk membentuk kebutuhan batiniah dan lahiriah yang membentuk dirinya. Menurut Sigmund Freud, superego pribadi manusia mulai terbentuk ketika berusia 5-6 tahun (W.A.Gurungan, 1980 :29).

B. MAKNA KELUARGA
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling pentik didalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan ini berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Keluarga yang bersifat murni merupakan satu kesatuan social mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
5 macam sifat terpenting :
1)    Hubungan suami-isteri
Hubungan ini mungkin berlangsung seumur hidup dan mungkin dalam waktu singkat saja, ada yang berbentuk monogamy, ada pula yang berbentuk poligami.
2)      Bentuk perkawinan dimana suami-istri itu diadakan dan dipelihara
Dalam pemilihan jodoh bisa dilihat apakah calon suami-istri dipilih oleh orangtuanya, atau diserahkan langsung kepada yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk indogami (kawin di dalam golongan sendiri) atau exogami (kawin diluar golongan sendiri).
3)      Susunan nama-nama termasuk dan istilah-istilah termasuk menghitung jumlah keturunan
4)      Milik atau harga benda keluarga
Dimanapun keluarga itu berada pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para anggota-anggotanya
5)      Pada umumnya keluarga itu tempat bersama

C. MAKNA MASYARAKAT
                Ada beberapa definisi mengenai masyarakat seperti misalnya:
·      R. Linton: masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah lama tinggal dan bekerja sama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu.
·      M.J. Herkovist: masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
·      J.P Gillin dan J.L. Gillin : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
·      S.R. Steinmetz : kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebih kecil, dan mempunyai perhubungan erat dan teratur.
·      Hasan Shadily : golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Mengingat definisi-definisi masyarakat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
Ø  Harus ada pengumpulan manusia, bukan binatang, dan harus banyak
Ø  Telah bertempat tinggal yang lama dalam suatu daerah tertentu.
Ø  Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Menurut Ellwood, factor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama ialah:
a.    Dorongan untuk mencari makan, untuk mencari makan akan terasa lebih mudah bila dilakukan bersama-sama.
b.    Dorongan untuk mempertahankan diri.
c.     Dorongan untuk melangsungkan jenis.

Manusia  dalam bentuk manapun tersusun dalam kelompok-kelompok. Fakta ini menunjukan manusiamempunyai social akan pembawaan kemasyarakatan ( sejumlah sifat-sifat dapat berkembang dalam pergaulan dengan sesamanya) seperti hasrat bergaul dan sebagainya.
Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok social harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:
Ø  Setiap anggotanya harus sadar bahwa ia adalah bagian dari kelompoknya.
Ø  Ada hubungan timbale balik antara naggota-anggotanya
Ø  Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama dan sebagainya.
Kurang lebih 81,2% dari wilayah Indonesia bertempay yinggal di desa. Partisipasi masyarakat pedesaan amat diperlukan bagi pembangunan dan sekaligus akan meningkatkan penghidupanmasyarakat dipedesaan.
Setiap Program Pembangunan di desa dimaksudkan untuk membantu dan memacu masyarakat desa membangun berbagai sarana dan prasarana desa yang diperlukan.  Sebelum berbincang mengenai fungsi dan peranan desa, perlu diketahui dahulu arti desa itu sendiri.
Sebenarnya desa itu adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah wujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsure-unsur fisiografi, sosial ekonomi, politik dan cultural yang saling berinteraksiantar unsure tersebut dan juga antar daerah lain.       
Mendasarkan diri pada tingkat pendidikan dan tingkat teknologi penduduknya masih tergolong belum berkembang maka kenampakannya adalah sebagai wilayah yang tidak luas, dengan corak kehidupan yang sifatnya agraris dengan kehidupan yang sederhana. Jumlah penduduknya tidak besar dan wilayah ini relatif jauh dari kota. Wilayah ini pada umumnya terdiri dari pemukiman penduduk, pekarangan dan pesawahan. Jaringan jalan belum begitu padat dan sarana transportasi sangat langka.
Kemajuan Negara dan kehidupan modern telah banyak pula menyentuh daerah atau wilayah pedesaan, sehingga wujud desah sudah menunjukan banyak perubahan.

v Unsur-Unsur Desa
a.       Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaanya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
b.      Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
c.       Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa.

Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Masyarakat merupakan suatu “gemeinshaft”  yang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa merupakan “face group” dimana mereka saling mengenal betul seolah mereka mengenal diri sendiri.
                                Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini, misalnya:
o   Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
o   Factor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
o   Factor bencana alam seperti letusan gunung, gempa bumi, banjir yang harus dihadapi dan dialami bersama.

v Fungsi desa
Pertama dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, dan sebagainya serta bahan makanan yang berasal dari hewan ternak.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentahdan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan dan sebagainya.

Perkembangan teknologi pada masyarakat desa terjadi sangat lamban, semua berjalan sangat tradisional barang-barang produksinya adalah barang pertanian maupun barang kerajinan, yang semuanya tersebut dikerjakan secara tradisional

Dari uraian di atas, maka secara singkat cirri-ciri masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dapat disimpulkan sebagai berikut.
a.    Homogenitas sosial
Masyarakat desa terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogeny.
b.    Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
c.     Kontrol sosial yang Ketat
Setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota lain
d.    Gotong royong
Nilai-nilai gotong royongpada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.
e.    Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
f.     Magis religius
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
g.    Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.


5.       URBANISASI DAN URBANISME
Bima Haryadi, Arsitek Universitas Gunadarma, ISD, Individu keluarga dan masyarakat

Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dilakukan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses urbanisasi boleh dikatakan terjadi diseluruh dunia, baik pada negara-negara yang sudah maju industrinya maupun yang secara relatif belum memiliki industri.
Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan masyarakat dua aspek, yaitu:
-          Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota.
-          Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa karena tertarik keadaan di kota.

Sebab-sebab terjadinya urbanisasi:
1)      Daerah yang termasuk menjadi pusat strategis sekali untuk usaha-usaha (seperti contohnya Jakarta).
2)      Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha pedagangan/perniagaan. Seperti misalnya sebuah kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan-bahan mentah.
3)      Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.



Pendapat saya:
"Individu, keluarga dan masyarakat itu memiliki hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, dimana tanpa adanya keluarga tidak akan ada masyarakat, dan jkeluarga tidak akan ada jika tidak adanya individu. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyarakat yang menjadi latar belakang si individu tersebut. Untuk menjadi suatu individu yang baik maka harus adanya harmonisasi antara individu, keluarga dan masyarakat. Individu akan dipandang baik apabila keluarga dan masyarakat di lingkungannya juga baik. Jika dalam suatu daerah yang individu, keluarga dan masyarakatnya sudah baik/sejahtera, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan membangun daerahnya dengan industri-industri sehingga masyarakat disekitarnya bisa mensejahterakan dirinya masing-masing dan mampu menekan angka urbanisasi yang setiap tahunnya memadati kota-kota besar."


------



Sumber:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About