Bima Haryadi
22314172
2TB06
REVIW
FILM “TANAH SURGA, KATANYA”
Judul :
Tanah Surga, Katanya
Sutradara : Herwin Novianto
Tahun :
2012
Genre :
Drama
Durasi :
90 menit
Pemeran :
Aji Santosa, Fuad Idris, Ence Bagus, Astri Nudrin, Ringgo Agus
Rahman,
Hengky Solaeman
Penulis :
Danial Rifki
Produser :
Deddy Mizwar, Gatot Brajamusti, Bustal Nawawi
Alasan
saya memilih film ini adalah karena temanya yang bagus, yaitu mengenai
nasionalisme, namun juga terdapat sedikit unsur politik dan kemanusiaan pada
film ini. Selain itu adalah karena film ini merupakan film yang terlihat
menarik dengan latar tempat di Pulau Kalimantan dengan pesona hutannya yang
masih alami serta tentunya karena nilai-nilai yang ingin saya ambil dari film
ini.
Tanah
Surga, Katanya. Film ini menceritakan betapa besarnya kecintaan seorang kakek
bernama Hasyim terhadap tanah air Indonesia. Kakek ini tinggal di sebuah desa
terpencil di Pulau Kalimantan yang berada di perbatasan Indonesia dengan
Malaysia. Dulu beliau merupakan salah satu orang yang turut memperjuangkan Indonesia
saat konfrontasi Indonesia-Malaysia dengan melakukan peperangan dengan Malaysia.
Maka pada saat itu muncul istilah dwikora yang meruopakan slogan Bung Karno
yang berisi perhebat ketahanan revolusi Indonesia, lalu bantu perjuangan
revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah, untuk menghancurkan
Malaysia. Aksi ini dilakukn karena Bung Karno menganggap bahwa Malaysia tidak
menghormati Indonesia dengan melihat perlakuan yang sudah dilakukan oleh
Malaysia yang sudah terlewat batas terhadap Indonesia seperti merobek foto
Soekarno dan menginjak lambang garuda.
Kembali pada cerita film, desa tempat kakek Hasyim tinggal,
dapat dibilang merupakan desa yang masih tertinggal. Keadaan desa ini sungguh
membuat kita sebagai orang Indonesia menjadi miris melihat keadaan di desa ini.
Di desa ini, hanya ada satu sekolah untuk siswa kelas 3 dan kelas 4 SD.
Bangunan sekolah di desa itu juga sangat tidak layak, hanya terbuat dari kayu
yang sudah lapuk. Begitupula dengan fasilitas dan seragam yang dikenakan oleh
siswa-siswa di sekolah ini. Pendidikan disana masih sangat jauh tertinggal
dengan kita yang berda di Pulau Jawa. Guru yang mengajar di sekolah ini hanya
tersedia satu orang guru. Selain pendidikan, sarana prasarana yang mendukung
kesehatan warga di desa ini sangat minim. Hanya ada satu orang dokter di desa ini.
Sumber listrik dan akses ke kota yang sulit membuat banyak warga di desa ini
lebih memilih bekerja di Malaysia karena mereka menganggap kehidupan di
Malaysia lebih sejahtera. Termasuk anak kakek Hasyim yang kini memilih untuk
menetap di Malaysia. Karena di desa ini memang tingkat kesejahteraan
masyarakatnya masih rendah.
Kakek Hasyim memiliki dua orang cucu bernama Salman dan
Salina. Beliau sering menceritakan kepada cucunya mengenai negara Inonesia dan
sejarah bagaimana beliau memperjuangkan Indonesia pada saat konfrontasi dengan
Malaysia. Hingga pada akhirnya ayah Salman dan Salina datang untuk mengajak
kakek Hasyim dan anaknya tinggal di Malaysia. Namun kakek Hasyim bersikeras
untuk tetap tinggal di tanah kelahirannya, Indonesia, karena kecintaannya
terhadap Indonesia. Salman pun ingin tetap tinggal di Indonesia bersama
kakeknya karena Salman memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi terhadap
Indonesia. Salina, adik Salman, meskipun ia ikut ayahnya tinggal di Malaysia
namun kecintaannya terhadap Indonesia juga tetap terpatri di dalam hati.
Menurut saya, cerita pada fim ini kurang memberikan penekanan
pada konflik kerena konflik pada cerita di film ini dibuat tidak mencapai
klimaks. Padahal pengemasan cerita di film ini sudah sangat bagus dengan
didukung oleh pemeran-pemerannya yang dapat mendalami peran masing-masing dan
pengambilan gambar dengan latar tempat yang sangat sesuai. Lagu yang diputar
pada film salah satunya lagu Tanah Airku juga melengkapi suasana pada film ini
dan membuat penonton lebih dapat meresapinya. Bahasa yang digunakan mudah
dimengerti walaupun menggunakan logat melayu tetapi tetap menggunakan bahasa
Indonesia serta cerita dalam film juga mudah dimengerti bagi penontonnya.
Film ini mungkin lebih menekankan pada pesan moral yang
ingin disampaikan oleh pembuat film kepada penonton. Banyak pesan moral yang
tentunya membuat hati penontonnya terenyuh setelah menonton film ini. Pesan
moral yang langsung dapat ditangkap oleh penonton adalah kecintaan terhadap
tanah air. Indonesia adalah tanah kelahiran kita, tempat dimana kita
dibesarkan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita mencintai tanah air kita
sepenuh hati. Dalam film ini ada tiga peran yang sangat menunjukkan kecintaan
tanah air, yang pertama adalah Salman yang dengan usaha dan kerja kerasnya
ingin menebus bendera merah putihyang dijadikan pembungkus barang oleh orang
Malaysia, selanjutnya adalah kakek Hasyim yang begitu menghayati dan berdiri
dengan tegaknya sebagai penghormatan saat bendera merah putih dikibarkan di
sekolah Salman, dan terakhir sekaligus sebagai penutup film yang menurut saya
sangat bagus yaitu Salina yang menggambar bendera merah putih di depan rumah
serta ada 4 orang dalam gambar tersebut yaitu ia sediri, Salman, yahnya, dan
kakeknya. Saat ayahnya sedang menonton dan menjadi pendukung tim sepak bola
Malaysia, saat bersorak atas kemenangan Malaysia bertepatan dengan berita
wafatnya kakek Hasyim sebagai ayah dari ayah Salina, lalu dalam momen itu pula
gambar yang digambarkan oleh Salina ditunjukkan kepada ayahnya. Menurut saya
itu adalah penutup film yang sukses menyentuh hati penontonnya.
Pesan lainnya yang ingin disampaikan oleh pembuat film
adalah kesadaran akan kepedulian kita terhadp sesama rakyat Indonesia.
Seharusnya, pemerintah Indonesia melakukan pemerataan terhadap kesejahteraan
rakyat ke seluruh pelosok-pelosok negara Indonesia karena masih banyak desa
tertinggal yang ada di Indonesia. Selain itu, film ini mengajarkan kepada kita
untuk tidak menyerah dalam menggapai cita-cita seperti yang digambarkan oleh
sosok Salman yang tidak akan menyerah mengejar cita-cianya untuk memperoleh
kesejahteran yang lebih baik lagi dengan keteguhan hati ia tetap ingin berada
di Indonesia walaupun di negeri sebelah lebih menjanjikan kesejahteraan
padanya. Salman bercita-cita ingin membuat Indonesia menjadi lebih baik sesuai
pesan kakeknya sebelum meninggal kepada Salman.
Memang untuk membuat negara Indonesia tidaklah mudah.
Dengan wilayah yang sangat luas serta jumlah penduduk yang sangat banyak tentu
sangat sulit untuk mengatur negara Indnesia dalam mengolola kekayaan sumber
daya yang kita miliki. Untuk mencapai itu pasti membutuhkan waktu yang tidak
sebentar. Karena hal tersebut dapat dilakukan jika semua pihak saling mendukung
dan memiliki kesadaran masing-masing untuk bersma-sama memajukan negara
Indonesia.
Menurut saya, film ini sangat bagus untuk ditonton oleh semua
kalangan, baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Film ini menanamkan
jiwa nasionalisme dalam diri kita terhadap tanah air dan membuat kita tersadar
untuk lebih mencintai Indonesia dan tergerak untuk melakukan perubahan yang
positif. Betapa banyak kekayaan di negeri kita yang tidak dimanfaatkan dan
dikelola dengan baik. Akibatnya, banyak orang dari negara lain yang
memanfaatkan potensi di Indonesia dengan baik, sehingga perlahan-lahan kekayaan
Indonesia diambil alih oleh orang asing.
Dari segi kemanusiaan, film ini menggambarkan bahwa belum
semua rakyat Indonesia terpenuhi hak asasinya. Padahal negara Indonesia sudah
merdeka sejak lama. Namun masih ada rakyat Indonesia yang belum mendapatkan
kesejahteraan hidup atau kesejahteraan yang tidak merata bagi seluruh rakya Indonesia, seperti warga-warga yang berada di
desa perbatasan Indonesia-Malaysia dalam film ini. Warga-warga yang tinggal di
desa terpencil kebanyakan belum mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan
yang layak.
Sebagai penutup, sebenarnya tidak ada yang ingin saya
kritik dari film ini, karena menurut saya secara keseluruhan film ini terkemas
dengan apik dan pesan untuk penonton juga tersampaikan dengan baik. Justru saya
berharap di Indonesia banyak menayangkan
film yang mengangkat tema nasionalisme seperti ini karena nilai-nilai yang
ditanamkan sangatlah bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar