Nama : Bima Haryadi
Kelas : 2TB06
NPM : 22314172
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Indonesia adalah negara agraris yang memiliki
banyak sumber daya alam (SDA), tetapi mengapa Indonesia masih mengimpor bahan
baku dari luar negeri?
Terbukti
dengan keadaan tanah Indonesia yang sangat subur hingga mendapatkan perumpamaan
biji yang tak sengaja jatuhpun akan segera tumbuh dengan alaminya.
Hampir
di tiap-tiap daerah dari sabang sampai merauke memiliki hasil sumber daya alam
masing-masing. Masyarakat asli daerah mengolah sendiri sumber daya alam
tersebut dengan alat dan teknologi seadanya, yang kemudian dijual ke
pasar-pasar terdekat bahkan sampai ke kota-kota besar.
Namun
tidak sebanding dengan apa yang orang daerah rasakan, dimana mereka telah
berjuang susah payah mengolahnya tetapi penghasilan yang mereka dapatkan
sangatlah kecil. Hasil olahan mereka yang dijual di pasar-pasar besar harganya
bisa mencapai empat kali lipat dari harga yang mereka jual.
Hasil atau produk Indonesia pun sebenarnya kaya dan
menghasilkan produk–produk yang berkualitas. Tentu yang seharusnya produk
Indonesia itu menjadi tuan rumahnya di negeri sendiri. Namun, banyaknya
monopoli dunia, produk luar negeri lebih memegang peranan pasar sehingga
menjadikan minat masyarakat cenderung ke produk luar negeri.
Di pasar
produk masyarakat daerah juga harus bersaing dengan produk-produk impor, dimana
harga produk impor bisa lebih murah dari produk asli Indonesia. Konsumen di
pasaran pun banyak yang memilik produk impor ketimbang produk asli Indonesia
yang di olah masyarakatnya. Alhasil penjual-penjual di pasar juga lebih memilih
produk impor untuk memenuhi kebutuhan para konsumennya. Dan efek dari ini maka
masyarakat daerah kesulitan untuk menjual hasil olahan mereka. Mereka jadi
susah mendapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Indonesia mengalami kendala mengenai produk
dalam negeri yang kalah saing dengan luar negeri yang seharusnya bisa menjadi
tuan rumah Indonesia yaitu kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemakaian
produk lokal karena kebanyakan dari masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi
atau menggunakan produk luar daripada dalam. Serta gaya mewah yang terjadi
apabila memakai produk luar. Yang terjadi di Indonesia, apabila memakai produk
luar itu berkesan elegan dan mewah karena harganya yang cenderung lebih tinggi
dan kualitas yang dijanjikan telah bagus dan menyebar di seluruh dunia.
Penyebab
Indonesia harus mengembangkan produk lokal agar memungkinkan menjadi tuan rumah
Indonesia yaitu Indonesia tergerak untuk ikut maju bersama dengan negara maju
lainnya. Seharusnya kita harus sebagai warga negara Indonesua harus bangkit dan
bangga dengan produk lokal yang berkualitas dan menjadi tuan rumah untuk
negerinya sendiri sehingga mempunyai rasa kecintaan tersendiri bagi Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga memerlukan bantuan dari pemerintah untuk
mengembangkan usaha produk lokalnya agar bias menarik minat masyarakat dan
kesadaran cinta tanah air.
Permasalahan
tentang kurangnya minat masyarakat Indonesia dalam membeli produk anak bangsa
bukan semata-mata disebabkan oleh kecintaan kami pada merek luar negeri
melainkan karena kurangnya perhatian produsen terhadap keinginan konsumen,
tidak memberikan barang yang bermutu, tidak menyediakan layanan purna jual,
serta kurang mampu mengemas, menjual, produk yang baik. Produk buatan Indonesia
yang dijual di dalam negeri sering bermutu rendah dibandingkan dengan yang
dijual di luar negeri.
Kurangnya Kesadaran dan Kebanggaan Untuk
Menggunakan Produk Dalam Negeri
Sudah menjadi
rahasia umum bahwa produk buatan Indonesia berkelas lebih rendah
dibandingkan dengan produk luar negeri. Masyarakat Indonesia umumnya telah
melakukan pengaturan pada pola pikir mereka bahwa produk asal luar negeri
selalu atau bahkan selamanya akan memiliki kualitas yang lebih bagus
dibandingkan produk dalam negeri. Dan karena kecintaan mereka terhadap produk
luar negeri, mereka rela merogoh saku dalam-dalam untuk sebuah produk luar
negeri. Hal tersebut bertolak belakang dengan produk dalam negeri yang
memiliki image buruk bahkan sangat buruk di mata konsumen
(masyarakat Indonesia.red). Jangankan untuk
merogoh saku dalam-dalam, merogoh di permukaan saku pun sepertinya masyarakat
enggan kalau uang itu hanya untuk membeli sebuah barang produksi dalam negeri.
Tidak sedikit dari mereka yang bahkan berpikir bahwa membeli barang produksi
dalam negeri sama saja dengan membuang uang.
Ada beberapa
alasan yang menjadi faktor utama masyarakat Indonesia lebih memlilih produk
luar negeri. Sebagian dari mereka berasumsi bahwa produk luar negeri memiliki
kualitas yang lebih bagus. Mungkin pengibaratan kualitas produk luar negeri dan
produk dalam negeri bagaikan langit dan bumi. Sangat signifikan! Sebagian lagi
berdalih bahwa produk luar negeri itu lebih elit dan berkelas yang diukur
dari segi kualitas atau mungkin juga dari negara asal produk tersebut. Tidak
sedikit yang beranggapan bahwa produk yang berasal dari negara-negara di Eropa
lebih berkelas dibanding produk yang berasal dari negara-negara di kawasan Asia.
Menurut para
pecandu produk luar negeri, yang membuat produk dalam negeri terpuruk adalah
tidak sebandingnya harga dengan kualitas produk dalam negeri. Alasan mereka
bahwa produk dalam negeri memiliki kualitas rendah tetapi dipatok dengan harga
yang cukup tinggi. Berbeda dengan produk luar negeri yang mereka anggap
sebanding antara kualitas dan harganya. Walaupun memiliki harga yang relatif
lebih mahal, tetapi mereka tidak segan mengorbankan uang yang lebih banyak
untuk barang tersebut.
Mungkin banyak yang tidak
mengetahui bahwa tidak semua produk dalam negeri memiliki kualitas yang lebih
rendah, misalnya buah-buahan. Sebenarnya membeli buah lokal itu memberikan
lebih banyak manfaat. Cita rasa buah lokal yang lebih enak dan nutrisinya lebih
optimal karena dijual dalam keadaan segar. Harganya pun lebih terjangkau.
Selain itu kita ikut mencegah pemanasan global karena mengurangi jumlah
pemakaian kapal kargo yang mengangkut buah-buahan impor dan tentu saja kualitas
buah lokal lebih baik.
Masyarakat juga dinilai kurang bangga untuk menggunakan barang buatan
anak negeri. Mereka beralasan bahwa dengan menggunakan produk luar negeri akan
membuat mereka terlihat lebih elit, berkelas serta memiliki gengsi tersendiri.
Selain itu, mereka juga menganggap bahwa produk dalam negeri memiliki kualitas
yang tidak sebanding dengan harga yang dipatok oleh produsen.
Untuk itu, kami
perlu memberikan masukan:
Bagi Pemerintah,
Pemerintah adalah panutan rakyat, jika pemerintah
meminta sesuatu kepada rakyat untuk menjalankannya seharusnya pemerintah pun
telah melaksanakannya.
Pemerintah hrus sigap dalam mematenkan
produk-produk lokal sehingga tidak ‘diserobot’ negara lain.
Bagi Produsen Lokal,
Produsen lokal hendaknya tidak ‘menganaktirikan’
konsumen dalam negeri dengan cara hanya menjual barang-barang berkualitas rendah.
Produsen lokal juga harus jeli melihat pasar,
jangan menetapkan harga yang tidak sesuai dengan mutu produk yang dihasilkannya.
Bagi masyarakat,
Tidak selayaknya masyarakat berfikiran bahwa
produksi dalam negeri kalah saing dengan produk impor.
Kebanggaan menggunakan produk dalam negeri sekecil
apapun itu merupakan implementasi rasa cinta tanah air. Maka berbanggalah
ketika menggunakan produk dalam negeri.
Mari kita mulai mencintai produk dalam negeri
sekecil apapun itu karena langkah-langkah kecil itulah yang nantinya akan
menjadi langkah besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar